peran saya di komunitas

5 Alasan Mengapa Kita Perlu Mengambil Peran di Komunitas

Menjadi ibu jangan mau kalah dengan yang muda ya. Jika mereka bisa eksis di berbagai kegiatan dan juga komunitas, ibu-ibu ini juga bisa kok unjuk gigi dan menyalurkan hobi serta bakatnya. Lebih menyenangkan lagi kalau bisa menambah cuan di kantong. Selain hepi karena bisa bergaul dengan orang lain juga menebalkan dompet dan menambah uang jajan anak.

Kepercayaan diri itu penting lo. Kan sayang kalau sudah masuk sebuah komunitas, tetapi kita tak mampu mengoptimalkannya. Uang melayang, pikiran terbuang dan apa yang kita lakukan jadi sia-sia deh.

Kalau Sobat sudah ikut komunitas apa?

Apa yang didapatkan dari komunitas itu?

Pentingnya Berkomunitas

Sebelum Covid-19 menyerang, bertemu dengan orang lain, bercengkrama ataupun saling berkunjung menjadi rutinitas yang lumrah. Namun, selama pandemi, semua itu menjadi larangan yang berlaku di seluruh bagian negara. Tidak hanya di Indonesia, di negara lain pun juga demikian.

Selama di rumah, ada banyak aspek kehidupan yang terasa hilang. Salah satunya menjadikan saya menjadi penyendiri. Di saat seperti inilah, saya mulai menyadari saya lebih membutuhkan teman untuk saling menguatkan. Tidak hanya sekadar berbagi cerita, tetapi teman yang mampu membantu saya untuk tetap waras.

Dari sanalah, saya mulai mencari komunitas yang ada. Dimulai dari komunitas literasi, pendidikan hingga Ibu Profesional (IP). Semuanya dipilih sesuai dengan passion yang saya miliki. Namun, dari komunitas itu hanya sedikit yang benar-benar saya rasakan dampaknya.

Mengapa? Karena saya lebih memilih diam. Menjadi anggota iya, berpartisipasi kegiatan tidak, saling memberikan semangat sesama anggota tidak. Jadinya ya hanya sekadar pengamat. Kalau diibaratkan murid, hanya 3D (datang, duduk, dlongop). Dalam pengambilan keputusan pun terkesan hanya ikut saja. Mau berpendapat takut dan sungkan, kalau diam kadang bingung sendiri. Ini saya mau apa di sana!

Sayang banget ya! Iya. Padahal komunitas yang saya ikuti bukan yang ecek-ecek saja. Ada yang besar bahkan anggotanya pun berprestasi dalam kehidupan di dutanya ataukah di dunia maya.

Kalau tidak mau menyesal seperti saya, yuk pakai cara berikut agar kita bisa mengoptimalkan diri dalam komunitas yang dipilih.

Berani mengatakan “Saya.”

Dalam berkomunitas ingatlah ini, saya membutuhkan komunitas untuk berkembang, bukan sebaliknya.

Perasaan menjadi bermanfaat dan juga menjadi bagian keluarga ini membuat kita merasa berharga. Ini yang bisa membawa kita untuk menikmati peran lainnya. Jadi, ketika ada sebuah kegiatan, cobalah untuk menawarkan diri. Saat masa itu sudah terlewati masa selanjutnya akan lebih mudah.

Saatnya untuk mengajukan diri. Karena diri kita yang paling paham kekuatan kita. Komunikasikan kekuatan itu pada teman pengurus di regional lalu temukan cara berperan yang paling asyik.

Pun dengan saya. Setelah mencoba untuk memberanikan diri, sekarang saya sudah menikmati masa untuk mencoba peran lain di komunitas. Bukankah manusia yang paling bagus itu adalah yang paling bermanfaat.

So, sudahkah kita punya jawabannya!

Apa pandangan Sobat tentang berperan di komunitas?

Apa yang membahagiakan?

Apa yang jadi tantangan dalam mengambil peran?

Saya layak mendapat peran di komunitas

Kali ini kita berbicara mengenai percaya diri. Banyak orang yang ingin berbuat banyak, tetapi kadang terhalang pikirannya sendiri. Maju mundur apakah mau ambil atau tidak.

Kebingungan ini sebenarnya dirasakan oleh semua anggota, yang membedakan adalah waktu untuk berkompromi dengannya. Berani membuka pintu dan berani bersuara adalah sebuah kenekadan yang kadang perlu kita paksakan pada diri kita.

Perbedaan keberanian dalam mengambil keputusan akan sangat besar jurangnya. Yang satu akan menghasilkan sebuah perubahan, sementara yang lain membuat kita semakin terpuruk ataukah jalan di tempat.

Mengubah kekurangan/ kesulitan menjadi tantangan

Siapa sih yang tidak pernah mengalami kesulitan hidup? Setiap orang memilikinya, permasalahan yang tumbuh hanya nampak atau tidak.

Bagaimana pun, pikiran dan hati itu saling berkaitan. Kalau pandangan kita sudah jauh ke dalam kesimpulan “sulit”, semuanya bisa menjadi lebih berat. Namun, sebaliknya kalau kita bisa berpikir jernih semuanya akan lebih mudah terlalui.

Salah satu hal yang perlu dibiasakan setiap hari, adalah mengubah ucapan. Semisal mengenai hubungan dengan orang lain:

“Kamu ini sangat sulit untuk diberitahu!” seruku pada Tanya.

“Aku merasa sulit memahami maksudmu, bisakah dijelaskan lagi?” pintaku pada Tanya.

Perbedaan cara bicara dan juga penggunaan kata mengubah makna kalimat yang kita utarakan. Dari kedua kalimat itu, mana yang lebih enak didengar?

Banyak manfaat dari peran yang diambil

Bergaul dengan orang banyak dan juga ada kegiatan di dalamnya selayaknya membawa hal baru yang membuat kita lebih berkembang, diantaranya:

  • Menambah ilmu, melalui acara atau perkumpulan yang ada, sharing ataukah seminar ilmu itu dapat ditransfer. Jadi, kita tak perlu takut untuk tertinggal dari peradaban yang ada.
  • Menambah relasi dan teman, kalau ini tak bisa dipungkiri ya. Kan enak kalau dalam satu regional kita bisa menikmati waktu bersama dengan orang yang memiliki visi-misi yang sama.
  • Menjadi lebih produktif dan berpikiran positif.

Masih ada manfaat lainnya? Tentulah! List di kolom komentar deh.

Yakinlah ada peran kita di komunitas.

Dalam sebuah komunitas, seperti Ibu Profesional misalnya, anggotanya bukan hanya ratusan, tetapi sudah puluhan ribu. Semua tersebar di berbagai belahan dunia. Bila dibandingkan dengan jumlah, apalah artinya kita.

Untuk itu, kita perlu berpandangan luas. Jumlah itu di bagi ke dalam berbagai daerah, kita termasuk yang mana? Adakah yang dekat rumah ataukah jauh semuanya. Saling mengenal setidaknya membantu kita bisa lebih mudah beradaptasi di dalamnya.

  • Ada yang sangat vision, sehingga bisa membayangkan wajah komunitas 10 tahun lagi.
  • Ada yang bisa mengkomunikasikan ide-ide ke berbagai pihak. Sehingga ia bisa berjejaring dengan asyik dengan siapa saja.
  • Ada yang sukanya mengulik data.
  • Ada yang pandai mendesain dan membuat video.
  • Ada yang maunya nulis resume aja.
  • Ada yang senangnya bikin games untuk seseruan.
  • Ada yang senang membuatkan pantun untuk memeriahkan pagi hari.

Seru kan? Kalau kita punya keahlian lain bilang saja. Semuanya punya peran penting di komunitas.

Di dalam komunitas yang tidak boleh adalah tidak melakukan apa apa. Karena itu berarti kita setop belajar. Setop memberikan ruang tumbuh pada diri sendiri.

Ketua IP (Yesi Dwi Fitria)

Contoh komunitas yang layak untuk diikuti!

Komunitas Ibu Profesional (IP) adalah komunitas yang berkembang terus menerus. Dibawah asuhan Bu Septi Wulandani, komunitas ini selalu menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Menurut Yesi Dwi Fitria (Ketua Komunitas Ibu Profesional) ada beberapa faktor yang menjadi alasan beberapa perubahan yang ada, di antaranya:

Kebutuhan perkembangan warga

Misal: pengembangan passion baru, kebutuhan public speaking yang meningkat, kebutuhan penggunaan fitur-fitur tertentu di smartphone, dsb. Juga melahirkan berbagai bentuk pelatihan, yang akhirnya butuh tim khusus.

Solusi terhadap tantangan baru

Misalnya di saat pandemi ini, perlu lebih banyak aktivitas online, sehingga peran di bidang medkom perlu diperkuat. Tim baru pun diperlukan, terbentuklah manajemen donat. Manajer medkom mendadak butuh 15 staf baru dengan peran yang masing-masing spesifik. Misal ada yang khusus membuat caption saja. Ada yang membuat icons aja, dst.

Impian meluaskan impact melalui peran di komunitas.

Agar langkah kita bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, bermunculan banyak ide. Ide2 baru itu yang melahirkan banyak jenis aktivitas baru.

Lebih dekat dengan Kampung Main di beberapa regional

Kampung Main kali ini mendekatkan kita pada ketua dan pengurus regional sejak awal. Jadi, jika teman-teman belum menjumpai peran yang pas di regionalnya, jangan sungkan untuk cerita ke ketua regional, tentang apa yang ingin dilakukan dan dengan cara apa bisa berkontribusi.

Yuk, intip keseruan program unggulan kampung main IP di beberapa daerah:

  • IP Kaltara (Kalimantan Utara) provinsi termuda di Indonesia. Kegiatan unggulannya membaca,  reading aloud. Berkolaborasi dengan IP regional lain dalam bentuk kulwap karena tersebar di tiga pulau. Kalau Rumbel belum ada, biasanya diganti event.
  • Bontara unggulan membuat mainan anak oleh Mbak Putri Eka.
  • Kalbar ada jumat inspirasi. Semua member bergilir menggulirkan ide dan melakukan sesuatu yang sudah disepakati bersama. Tujuannya untuk menghindari silent reader dan semua kebagian untuk mau berbagi dan berbahagia.
  • Balikpapan ada boga dan literasi.
  • Samkabar salah satunya dengan projek membuat buku anak.
  • IP Asia pun juga dengan membuat buku e-book hasil dari partisipasi anggotanya.
  • Kalau yang Eropa, kadang masak masakan Indonesia, membuat buku dan beberapa kegiatan melalui online.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *