hari kanker payudara

Back to Nature Membantu Saya Berdamai dengan Kanker

Alam memberikan segalanya. Alam karunia luar biasa, tetapi sering terlupakan dan dianggap remeh. Padahal, sejatinya alam memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Back to nature adalah suatu kemajuan dan jalan keluar dalam menghadapi permasalahan.

Lihat saja kantong plastik, semakin ke sini diganti dengan kertas ataukah bahan yang mudah diurai di tanah. Sedangkan manusia? Yang notabene hidup dan berkembang, juga memerlukan sesuatu yang alami untuk mudah dicerna dalam tubuh. Dengan membangun tubuh yang kokoh dan kuat dalam menghadapi penyakit, kita bisa lebih waspada dalam menghadapi kanker payudara. Saatnya kita berdamai dengan keadaan.

Potret Masa Lalu

Ketika saya kecil tahun 90-an. Kanker payudara masih eksklusif, dalam artian dialami oleh orang kaya. Itu anggapan bodoh saya sewaktu masih SD. Bagaimana tidak? Dalam satu kampung yang terkena saat itu ada dua orang, guru SD yang sekaligus istri perwira dan pemilik showroom mobil dan juga istri kepala desa.

Waspada Kanker Payudara (Sumber ahcc)

Keduanya berasal dari keluarga mampu, bahkan bisa dianggap sebagai pentolan desa. Apa yang mereka lakukan menjadi panutan ibu-ibu di sana. Termasuk ibu saya, yah walau tidak sampai ikutan senam setiap Minggu, ibu pasti akan membahas bagaimana perilaku serta kehidupan sosial mereka.

Salah seorang yang paling dekat dengan saya adalah pemilik showroom itu, selain masih satu kerabat, rumah kami berdekatan. Badannya terlihat lebih bersih daripada kulit kami yang kecoklatan. Badannya juga terjaga walau sudah punya tiga anak.

Dalam keseharian, jangan tanya bagaimana ia berolahraga. Ia bahkan seringkali ditunjuk menjadi duta di kala ada acara di kabupaten. Dalam penglihatan kami (orang biasa), hidup mereka tergolong wah dan sehat.

Kabar duka datang di kala saya kelas 6, ia yang semula sering bergaul dinyatakan meninggal setelah dirawat seminggu karena kanker payudara. Sudah sejak hamil anak kedua ia didiagnosis kanker payudara, operasi membuatnya membaik. Namun, kanker kembali menyerang di kala anak ketiga berusia 4 tahun. Bahkan, dengan cepat mengganas dan mengantarkannya ke pintu kematian.

Dari mereka, ada kesamaan yang terjadi. Mereka menyepelekan pola hidup dan jenis maknan yang dikonsumsi. Selain itu, kata sembuh telah melenakan apa yang terjadi. Saat ada pernyataan dokter kalau sudah smbuh, mereka kembali makan dan minum enak. Segala makanan masih masuk.

Pentingnya Periksa ke Tenaga Kesehatan

Saya adalah generasi ke sekian yang “terduga” mengalami kanker ini. Ini menurut pendapat saya. Di desa, sudah semakin banyak yang tahu, tetapi belum paham apa itu kanker payudara. Menurut mereka, kanker itu seperti penyakit kiriman, tidak bisa sembuh dan juga pasti mati yang mengalaminya.

Tidak semua pendapat mereka benar. Kanker adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita gagal berfungsi. Sirkulasi oksigen ke area vital di dalam tubuh menjadi terbatas dan gula darah naik (menjadi makanan kanker) dengan racun kadar tinggi yang beredar di tubuh. Tidak ada yang tahu pasti penyebab kanker, hanya saja ia tumbuh tak terkendali.

Sumber: https://gco.iarc.fr/today

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang banyak terjadi pada kaum wanita. Kanker payudara juga bisa digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan asal sel terbentuknya dan resiko penyebarannya ke organ lainnya.

Saat itu, saya menemukan adanya benjolan di belah kanan dan payudara sering terasa gatal. Saya bahkan melakukan sadari berkali-kali dalam beberapa minggu terakhir. Berbagai pikiran tak diinginkan tumbuh satu persatu. Belum diatasi, tumbuh kekhawatiran lain. Terkahir yang benar-benar membuat saya terluka adalah why me?

Apalagi ketika “membayangkan” pilihan kemoterapi, dunia saya terasa runtuh. Selain uang, waktu, juga bagaimana dengan kehidupan anak nantinya? Apalagi saya perantau. Berawal dari keputusasaan, saya meminta saran dari survivor lain dan juga membeli buku tentang kanker payudara. Saat itulah, saya menemukan buku Cancer is Curable.

Setelah tahu mengenai buku itu saya memberanikan diri periksa. Nyatanya ketakutan saya termentahkan. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan dengan Mammogram, benjolan itu ada selain karena badan gemuk juga tidak separah seperti yang saya bayangkan.

Apa yang saya lakukan pun keliru, salah satunya cara ketika melakukan SADARI yaitu  mengenai posisi. Sehingga salah mendiagnosis diri (JANGAN DITIRU). Beruntung dokter saat itu menenangkan dan mau menjelaskan apa yang terjadi, termasuk mengenai kemungkinan terburuk dan juga alternatif pengobatan yang dilakukan.

Terapi Kanker

Kanker bukan penyakit menular. Kanker bisa diobati. Ketika kanker terdeteksi dini, kita memiliki peluang sembuh lebih besar. Apalagi kalau sudah dilakukan pemeriksaan. Pilihan terapi pun semakin luas. Apakah mau secara medis, herbal ataukah alami?

Medis

Chemoprevention yang ada di AHCC (Sumber: AHCC)

Dalam pengobatan medis tujuan pengobatan mempengaruhi jenis terapi yang dipilih. Apakah untuk penyembuhan (kuratif) ataukah untuk meringankan (paliatif) bagi yang memiliki tingkat kesembuahan rendah. Terapi medis bisa di antaranya: bedah, radioterapi, kemoterapi, hormonterapi ataukah bioterapi. Bahkan bisa juga kombinasi dari beberapa pengobatan pilihan. Semuanya disesuaikan dengan kondisi klinis kanker itu sendiri.

Herbal

Berbicara pengobatan, pasti ada namanya alternatif. Tidak bisa dipungkiri ini berkaitan dengan tradisi ataukah masalah kepercayaan. Hebal menjadi pilihan dikarenakan dipercaya lebih alami daripada obat. Benarkah demikian?

Herbal berbahan dasar dari alam, biasanya dalam bentuk ekstrak, tetapi dalam pengolahan dan pengemasannya belum dapat dipastikan alami. Misalnya ekstrak daun sambiloto kemudian dimasukkan dalam kapsul. Penelitian untuk pengobatan herbal memang masih minim. Namun, untuk beberapa kasiat seperti ant iinfkamasi memang sudah terbukti. Seperti halnya kayu bajakah dan juga jahe. Namun, untuk khusus dalam mengobati kanker, perlu referensi lanjutan dan juga perlu saran dari dokter yang menangani.

Alami

Sumber: www.deherba.com

Alami maksudnya berasal dari alam, lebih banyak memanfaatkan sayur dan buah. Pada saat merasa energi menurun, kita bisa menganggap ini adalah bentuk komunikasi tubuh. Sinyal kalau sel dalam tubuh bisa lelah dan sakit. Dengan segera saya mengubah pola komunikasi yang ada.

Mengubah Mindset Hidup

Pengalaman terdahulu mengajarkan saya betapa pentingnya untuk memiliki minset bahagia. Salah satunya bersyukur. Termasuk kenapa akhirnya kanker bersemayam di dalam tubuh.  Ketika penyebab kanker berasal dari gaya hidup, berarti apa yang saya alami memang akibat dari kesalahan diri. Selain instropeksi, saya harus berlapang dada.

Selain itu, menumbuhkan pemikiran baru kalau survivor kanker juga bisa hidup bebas layaknya orang biasa. Tak ada yang perlu irisaukan apalagi sampai membuat malu. Memiliki dukungan dari orang lain memang penting, tetapi menghagai diri sendiri tak kalah utama.

Memilih Terapi yang Tepat

Setelah berkonsultasi dengan dokter dan juga berkaca dari pengalaman yang lalu terapi jus menjadi pilihan. Saya pribadi berusaha mengkonsumsi bahan alami yang berasal dari sayur dan buah, 80% makanan mentah, 20% direbus/ dikukus. Tidak ada minyak/garam/ gula/ ikan ataupun ayam. Sebagai variasi terkadang masih makan telur atau minum madu.

Saya telah melihat bagaimana istri pemilik showroom itu berjuang, saya tidak mau kalah! Ada tekad untuk membuktikan juga kalau kanker bukanlah pencabut nyawa, pun untuk orang yang serba pas-pasan seperti saya. Kemoterapi bukanlah satu-satunya jalan untuk melawan kanker.

Ada beberapa alasan mengapa terapi alami menjadi pilihan yang patut untuk dipertimbangkan:

  • Lebih sesuai dengan saya yang doyan makan, daripada menahan sakit

Kondisi saya bugar, merasa sehat. daripadamemilih terapi lain yang jauh dari tempat tinggal, saya memilih melalui kontak jarak jauh untuk konsultasi dan kembali ke desa untuk belajar hidup alami.

  • Nutrisi tepat dan air bersih, super penting!

Semua tanaman pangan mengandung nutrisi yang membantu penyembuhan. Yang kita lakukan tidak hanya sekadar diet, tetapi lebih kepada pemenuhan nutrisi tubuh. Ibaratnya, kita harus memelihara dan menjaga sel tubuh yang sehat. Untuk sel lain yang merasa tidak sehat tetap dipenuhi nutrisinya. Selian untuk membuatnya bertahan juga untuk melawan sel kanker itu sendiri. Selain untuk membantu pemulihan, juga sebagai sumber energi. Jadi, walaupun berat badan turun, energi, aktivitas dan perilaku kita tak jauh beda.                            

  • Beri tubuh oksigen

Sel kanker membenci oksigen. Mereka hidup di lingkungan yang hampir tidak ada oksigen. Salah satu cara untuk membuat sel kanker jengkel, dengan memperlancar peredaran darah kita. Olahraga adalah cara termudah dan ternyaman yang bisa dilakukan.

Tak perlu berat, asalkan rutin. Misalnya 15 menit perhari. Setidaknya berjalan kaki. Bila takut keluar karena pandemi, bisa dilakukan di rumah. Bebagai alternatif pilihan dapat ditemukan di youtube, bisa yoga ataukah pilates. Di sana juga ada contoh dan panduannya. Silakan dipilih dan dipilah, kalau masih bingung konsultasikan ke dokter yang menangani, mana olahraga yang bisa dilakukan ataukah tidak.

  • Diet tinggi gizi adalah keharusan

Sebesar 40% pasien kanker meningal karena kekurangan gizi. Salah satunya karena sebagai tekanan hebat pada sistem kekebalan tubuh. Nafsu makan apalagi dikaitkan dengan kemoterapi memang menjadisesuatu yang “menantang”, kenapa? Karena salah satu efek dari kemoterapi membuat kita sering mual, muntah dan nafsu makan menurun. Padahal makanan ini juga menjadi senjata utama untuk berperang melawan sel kanker.

Tidak semua kanker menyebabkan perubahan signifikan, apalagi kanker di stadium awal. Walau belum menunjukkan perubahan yang dirasakan, kita harus lebih aware pada apa yang terjadi. Sudah saatnya kita bertindak, salah satunya dengan diet jus.

Dimulai dari merancang pola makan yang rutin dan teratur. Yang biasanya doyan makan, harus konsisten memilih makanan. Dimulai dengan meninggalkan gorengan dan menggantinya dengan lemak sehat yang  memanfaatkan alpukat, minyak zaitun, tuna ataukah minyak kelapa murni. Protein hewani juga dialihkan ke tumbuhan. Pun untuk sayur, porsinya ditambah dan harus banyak sayuran berdaun hijau. buah-buahan juga tak boleh terlupa.

  • Sebagai bagian dari detoksifikasi alami.

Detoksifikasi memiliki peranan penting dalam membersihkan organ tubuh manusia. Tidak perlu mahal, bisa saja kita memanfaatkan tanaman dari sekitar. Tidak ada yang lebih ampuh daripada satu lemon peras ketika pertama kali bangun di pagi hari untuk membuang racun di dalam hati.

  • Sebagai upaya untuk memperbaiki imun tubuh.

Makanan alami sudah. Olahraga, caring (berjemur) pun tak terlewatkan. Tidur juga harus diatur dong, agar kinerja organ tubuh dapat istirahat sebelum digunakan di hari selanjutnya. Setidaknya, tidur 6-8 jam perhari. Begadang juga dikurangi.

So, pilihan ada di tangan. Apakah kita bersikap masa bodoh ataukah peduli, semua akan kembali pada diri sendiri. Tempat pemeriksaan kanker, pada masa sekarang juga telah jauh berkembang. Informasi pun juga mudah didapat.

Bila takut dan ragu ke rumah sakit, bisa datang ke pusat pelayanan kanker. Masih ragu untuk bergerak? Semoga tidak. Ada banyak perempuan yang bingung mengambil langkah awal untuk mengatasi kanker. Kita perlu mematahkahkan stigma ini. Yuk, saatnya bertindak!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *