Batuk dan pilek diciptakan untuk membuang benda asing, termasuk virus, bakteri dan debu, lender dan partikel kecil lain yang berusaha mengotori saluran nafas mulai dari tenggorokan hinga paru-paru. Batuk merupakan upaya tubuh untuk menjaga kebersihan saluran nafa dari benda asing. Begitu pula dengan pilek . Lendir dan ingus dihasilkan sebagai upaya untuk memerangi virus ataupun bakteri dan untuk mengeluarkan benda asing dari tubuh. Namun, batuk bisa menjadi mengganggu jika terjadi terus menerus, terlebih jika batuk berdahak.
Mengapa anak bisa terkena batuk dan pilek? istilah kerennya selesma atau common cold.
Jangan salah ya, batuk pilek merupakan salah satu infeksi virus yang menyerang saluran nafas atas (hidung sampai tenggorokan) yang menimbulkan gejala antara lain, batuk, ingus meler atau hidung mampet, demam, sakit kepala, nyeri otot bahkan nyeri telan.
Nah apakah batuk pilek sama dengan flu?
Coba perhatikan gejala berikut ini?
Influenza
|
Batuk dan pilek
|
Demam> 38,5 derajat celsius
|
Demam lebih ringan atau kadang tanpa demam
|
Sering disertai sakit kepala
|
Jarang disertai sakit kepala
|
Gejala muncul mendadak dan mengganggu
|
Gejala muncul bertahap hingga menganggu
|
Nafsu makan turun
|
Nafsu makan seperti biasa
|
Sering disertai nyeri otot
|
Jarang disertai nyeri otot
|
Disertai dengan menggigil
|
Jarang disertai menggigil
|
Secara prinsip gejala keduanya hampir sama dan kadang tertukar. Yang pasti keduanya disebabkan oleh virus. Sehingga penanganannyapun serupa yaitu tidak membutuhkan antibiotik dan pengobatannyapun bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada anak.
Selama disebabkan oleh infeksi virus maka antibiotic tidak perlu dilakukan. ingus da dahak yang berubah warna menjadi kekuningan atau hijau dan kadang semakin mengental tidak menggambarkan adanya infeksi bakteri. Dalam tubuh kita selama ini ada bakteri baik, termasuk saluran nafas. perubahan warna ingus merupakan kolonisasi bakteri baik di saluran nafas.
Nah! untuk lebih menentramkan hati selama masih dalam koridor gejala di bawah ini berarti anak kita masih dalam fase berjuang melawan virus, kita tidak perlu khawatir berlebihan.
· Demam mencapai tiga hari.
· Nyeri tenggorokan kadang sampai 5 hari.
· Ingus meler dan mampet selama seminggu- dua minggu.
· Batuk sampai tiga minggu.
Ini prinsip ya!
Selama anak masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak merasa terganggu. Tidak perlu memberikan obat atau terapi khusus. Jika pengobatan dirasa kurang memberikan manfaat maa terapi non obat lebih kuutamakan.
Kalau ini sudah WARNING!
Berikut adalah gejala yang dicurigai adanya infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik, antara lain:
- · Nyeri pada telinga atau keluar cairan leawat telinga.
- · Sesak nafas.
- · Nyeri pada sinus (ini bagian hidung).
- · Demam lebih dari tiga hari (terutama yan tidak disertai gejala lain).
- · Demam yang muncul kembali setelah bebas demam 24 jam.
- · Nyeri tenggorokan yang berlangsung lebih dari lima hari.
- · Ingusan dalam waktu lebih dua minggu.
- · Batuk lebih dari dua minggu.
- · Kalau anak sudah berusia di atas tiga tahun, biasanya ada pembesaran amandel, pembesaran kelenjar getah bening di leher dan kadang ada selaput putih di langit-langit sekitar amandel.
Kalau sudah mengalami batuk pilek ataupun influenza biasanya anak rewel karena itu sebagai orang tua kita perlu melakukan beberapa hal yang sekiranya dapat membuatnya nyaman, antara lain:
· Ingus meler
Orang dewasa perlu membantu anak-anak untuk mengeluarkan ingus dimana anak di bawah lima tahun belum bisa melakukannya sendiri. Penggunaan alat bantu dalam membersihkan, seperti tisu/ lap juga diperhatikan. Tisu/ lap yang kasar dapat mengiritasi bagian hidung dan sekitarnya. Sehingga kadang kala terlihat kemerahan dan anak merasa kurang nyaman saat kita membersihan di lain waktu. Pembuangan tisu/ lap juga tidak boleh sembarangan, dimana penyebaran virus ini juga mudah melalui udara yang kita hirup.
· Hidung tersumbat
Memberikan uap air hangat, terkadang saat anak batuk pilek kugunakan air hangat yang dicampur garam. Dimana garam dapat mengencerkan ingus yang ada dalam hidung.
Jika ingus mengeras, gunakan cotton bud yang dibasahi untuk menambilnya. Bisa juga lap yang telah dibasahi. Lakukan dengan hati-hati. Kalaupun menggunakan cotton budtekankan pada anak boleh menggunakan kalau ada orang dewasa (kalau tidak diingatkan biasanya mereka akan menggunakannya sendiri dan itu sangat berbahaya. Soalnya anakku seperti itu, he he).
· Batuk
Batuk adalah gejala normal. Lendir dan dahak harus dibatukkan untuk menghindari infeksi menjalar ke saluran nafas bawah. Penggunaan obat batuk yang dijual dipasaran tidak disarankan.
Pernah nih, anak batuk pilek, batuknya kering/ tak berdahak. Daripada langsung ke dokter kubelikan obat di apotek. Dan keadaannya bukan lebih baik justru panas setelahnya. Ternyata pengobatan yang kurang tepat memang mengencerkan dahak, tapi permasalahannya dahak tidak bisa keluar. Sehingga terjadi penumpukan dahak bahkan sampai paru-paru. Selepas kejadian itu aku lebih berhati-hati lagi.
Pengalaman setiap orang beda ya, kalau anak sobatku dianggap bisa sembuh karena obat yang dijual dipasaran kodarullah. Kebetulan anakku tidak demikian.
Nah berdasarkan bukti penelitianpun, kalaupun diberikan obat sebenarnya tidak lebih cepat dalam proses penyembuhan. Bahkan mereka yang datang ke pelayanan kesehatan lebih mengeluhkan efek samping dari pengobatan dari pengobatan tersebut.
Sebagai orang tua kita harus pinter pengobatan juga ya! Untuk lebih mengoptimalkan peran kita sebagai perawat keluarga. Berikut beberapa jenis obat yang sering digunakan saat batuk-pilek, antara lain:
· Antipiretik/ penurun panas
Menurutku ini obat yang selama ini bisa diandalkan dan paling aman yang dapat kuberikan sebagai pertolongan pertama. Paracetamol yang paing sering kusediakan di rumah. Asalkan sesuai dosis ya!
· Antihistamin/ anti alergi
Hati-hati penggunaan obat ini, padahal batuk pada selesma bukan akibat dari alergi ya! Cetirizine salah satu obat yang sering diresepkan.
· Antitusif
Obat ini untuk menekan refleks batuk. Jadi DILARANG DIGUNAKAN. Dikarenakan bertentangan dengan prinsip batuk yang mengeluarkan dahak. anak bisa mengalami sesak nafas lo, jika obat ini dipaksa masuk dalam tubuh! Contoh antitusif antara lain: Kodein, Dekstrometrofan, Noskapin, Prometazin, dan Difenhidramin.
· Ekspektoran/ pengencer dahak
Tidak lebih bermanfaat dibandingkan kita memberikan minum yang banyak. Diantaranya Ammonium klorida dan potassium sitrat. Bukankah diberikan minum atau obat di atas juga untuk mengencerkan dahak? Silakan tinggal pilih yang mana!
· Dekongestan
Melegakan hidung tersumbat. Efek samping obat ini membuat jantung berdebar dan anak gelisah padaha belum tentu sumbatan di hidung berhasil dihilangkan. Pseudoephedrine salah satu contohnya.
Kalau pemberian obat biasanya merupakan kombinasi dari obat di atas, misal alpara terdiri dari Paracetamol, Phenylpropanolamne HCl, Chlorpheniramine Maleate dan Dextromethorphan.
Jadi kalau berobat tida ada salahnya bertanya tentang obat yang diresepkan sehingga kita tidak salah dalam memberikan pengobatan. Dokter juga manusia lo kadang bisa juga salah, mereka banyak belajar kitapun juga harus demikian. Sehingga saat ada anggota keluarga yang sakit tidak bingung.
Biar lebih aman ada beberapa ramuan ajaib dan perilaku yang bisa dipraktekkan di rumah, antara lain:
· Pada bayi usia 3 bulan sampai 1 tahun yang telah melewati masa ASI eksklusif, dapat diberikan air hangat 1- 3 sendok the. Hindari memberikan madu terebih dahulu karena untuk dapat menyebabkan botuliismus (keracunan botulinum).
· Anak di atas 1 tahun dapat diberikan madu ½ – 1 sendok the untuk dapat membantu mengencerkan dahak.
· Jika batuk berdahak dan sulit dikeluarkan rendam anak dalam bak air hangat dalam waktu cukup lama, agar uapnya dapat terhirup.
· Harus banyak minum.
· Menjaga kelembapan ruangan dimana si kecil berada.
· Hindari asap rokok. Selalu cuci tangan sesaat sebelum atau sesudah menyentuh anak.
· Membatasi kontak dengan orang lain yang sakit.
Demikian beberapa hal yang dapat kusampaikan. Salam saying dari keluarga D. semoga keluarga kita selalu dalam ridhoNya.