Diet bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) bukanlah sesuatu yang mustahil! Ibu rumah tangga yang dianggap kudet, terbatas akan koneksi, keuangan ataupun keilmuannya ternyata mampu lo menjalani diet. Tanpa obat, tanpa pantangan.
Beruntung teknologi saat ini sudah banyak yang mengangkat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, dimulai dari pengaturan asupan makanan (diet). Diet bukan hanya untuk yang ingin langsing. Secara umum diet itu pengaturan kebiasaan makan yang dijadikan landasan gaya hidup. Diet dilakukan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan termasuk menjaga berat badan yang terkontrol.(1)
Diet Santai IRT
Menjadi sehat itu impian setiap orang. Apalagi bagi pejuang obesitas seperti saya. Sebagai IRT, kegiatan saya lebih banyak dihabiskan di rumah. Rekor berat badan mencapai 93 kg. Mudah sakit kepala, pergerakan terbatas belum lagi perihal mental. Malu pakai baju semasa lajang, lebih tepatnya tidak muat. Belum lagi perihal sentilan, ejekan dan sikap rendah diri dari respons orang sekitar.
Angka 93 kg bertahan hingga anak pertama berusia 5 tahun. Saat itu, saya ingin menarik diri. Kalaupun keluar atau beraktivitas lebih memilih berada di balik layar. Puncaknya, ketika saya hamil lagi dan keguguran. Rasa bersalah sekaligus ungkapan dokter tentang kemungkinan obesitas yang menjadi salah satu faktor pemicu, semakin membuat saya down.
Akhirnya niatan diet tumbuh subur. Saya memulai dengan mengatur pola makan, yang sebelumnya bisa 5x makan berat dengan apa pun yang ada masuk. Kini menjadi lebih selektif. Pun saya yang sebelumnya anti olahraga, mulai merutinkan jalan kaki. Setidaknya 25-30 menit per hari. Saya juga mulai berlatih renang. Dalam waktu 10 bulan angka ditimbangan berubah menjadi 74.
Saat itu, saya mendapat anugerah lain, saya hamil. Berat badan melonjak lagi menjadi 81,6 kg. Sembari mengASIhi, saya mulai diet lagi. Tidak secara otodidak seperti sebelumnya. Saya ikut komunitas beranilangsingkuy (BLK) setelah 3 bulan menjalani operasi SC (Sectio Caesarea). Dalam satu tahun berat badan saya Alhamdulillah berada di angka 68.
Langkah Memulai Diet
Belajar diet bisa dimulai dari menerapkan pola hidup sehat. Perubahan ini memberikan dampak positif pada tubuh dan pikiran kita. Karena bagaimanapun, fisik dan mental tak dapat dipisahkan. Satu kesatuan.
Menata Mind Set
Diet tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu adanya cara, aksi dan konsistensi dalam melakukannya. Menanamkan pemikiran diet demi kebaikan diri perlu dikuatkan sejak dini. YOLO: You Only Live Once. Tidak hanya sekadar menantang untuk bisa melakukan apa pun selama masih hidup. Kita justru perlu mengoptimlkan diri untuk mencapai kehidupan yang berkah. Salah satunya menjaga kesehatan tubuh dengan diet.
Diet juga membuat kita bisa menjadi role model dalam keluarga. Tak perlu repot berkoar-koar hidup sehat. Praktikkan dan lakukan! Uang juga bukan halangan. Bila mampunya makan nasi putih, ya lakukan dengan mengatur porsinya. Sesekali perhatikan untuk asupan serat (buah dan sayur) serta protein. Tahu tempe setiap hari bukan larangan.
Saat IRT bangga akan apa yang dilakukan. Orang di sekeliling akan berpengaruh. Tak bisa berjalan mulus? Jangan pantang menyerah. Proses kenaikan berat badan berlangsung beberapa tahun. Masak, kita yang baru mulai diet langsung mau menyerah?
Rutin Olahraga
Olahraga menjadi penyeimbang diet. Jika diet berhubungan dengan bahan bakar. Olahraga sebagai pendukung infastruktur transportasi tubuh melalui peredaran darah. Olahraga juga sebagai penunjang kinerja otot.
Kapan IRT berolahraga? Tidak ada patokan waktu yang tepat untuk olahraga. Semua orang memiliki gaya hidup dan kesibukan berbeda. Kuncinya adalah konsisten. Olahraga yang dipilih pun bebas. Demi melatih kebiasaan olahraga, bisa dimulai dengan jalan kaki santai, 15 menit. Seminggu merasa kurang, durasi waktu ditambah. Biar olahraga lebih optimal, bisa dipadukan yoga/ pilates, latihan angkat beban dan cardio workouts.
Dalam menjalani diet, saya menerapkan cara berbeda. Tahun pertama saya lebih fokus pada olahraga cardio, berat badan lebih cepat turun tapi kulit terlihat lebih bergelambir. Di tahun berikutnya, saya mengkombinasikan cardio, angkat beban dan juga yoga. Berat badan cenderung turun perlahan, tetapi bdan lebih terbentuk dan kulit tidak terlalu kelihatan bergelambir.
Tahu Ilmunya Diet
Prinsip dasar diet sebenarnya sederhana:(2)
Weight gain: kalori in > kalori out
Fat loss: kalori out > kalori in
Maintanance: kalori in = kalori out
“Ih, ribet harus tahu kalori.” Tidak juga. Aplikasi yang membantu mengatur dan mengontrol pola makan, sudah banyak. Termasuk FatScreet, MyFitnessPall. Bila kesulitan dapat dilakukan secara manual. Dimulai dengan praktik setiap hari. Kita menggunakan tangan, pikiran sekaligus perasaan untuk mengetahui kalori. Apakah bisa? Tentu bisa.
Memang betul, menghitung kalori itu merepotkan. Tapi, itu hanya di awal saja. Mengapa saya selalu berkata demikian? Sebab, secara psikologis, kita akan selalu memilih makanan yang tidak berbeda jauh. Misalnya saja, ketika makan siang saya lebih sering memilih Olive fried chicken (paha bawah/ sayap/ dada lembut/ paha atas) plus es teh. Dalam dua minggu saya cenderung memilih makanan atau minuman yang tidak berbeda jauh dari apa yang saya konsumsi sebelumnya.
Di awal waktu, kita menentukan kalori sederhana dari setiap makanan yang kita makan. Misalnya saja, berat badan saya 68 kg. Setidaknya saya membutuhkan minimal 1215kkal dalam sehari. Ini saya hitung secara sederhana menggunakan rumus di bawah.
Nah, untuk mencapai angka 1215 kkal itu, saya perlu menentukan makanan yang masuk ke tubuh. Makan 5x, 2 makan besar, 3x snack. Ibarat makan nasi nasi, mengukur 100 g/ 3-4 sdm (sendok makan) itu 129 kkal. Nasi yang ada di olive 258 kkal, paha bawah (170 kkal), paha atas (280 kkal), sayap (137 kkal), dan dada lembut (184 kkal). Lama kelamaan tanpa menimbang, saya bisa tahu perkiraan kalori yang masuk ke tubuh.
Menghitung buah atau sayur, pun sama. Tinggal bagaimana mengkombinasikan makanan sesuai dengan kebutuhan kalori. Toleransi kelebihan atau kekurangan biasanya 10% dari kalori yang dibutuhkan.
Memilih dan Memilah Makanan yang Masuk ke Tubuh
Berikut ini beberapa daftar makanan yang saya coba hindari. Sulit pada awalnya, karena itu semua favorit saya. Namun, saya bertekad harus ada yang dikurangi porsinya. Bila sebelumnya beli gorengan 10 ribu habis, kini hanya beli 2 ribu. Itu pun berseling, tidak setiap hari. Dari sanalah saya memulai.
- Makanan yang mengandung gula tinggi dan diproses oleh pabrik, seperti biskuit, chips, cokelat, dan lain-lain.
- Makanan yang terbuat dari tepung (bakmi, roti, jajanan pasar, dan lain-lain).
- Minuman yang mengandung gula, termasuk teh manis.
- Makanan yang manis, seperti kue bolu, brownies, dan lain-lain.
- Makanan yang digoreng dan dibalut oleh tepung, seperti pisang goreng.
Saya juga melatih diri untuk mengkonsumsi makanan sehat yang beragam.
- Semua makanan alami yang berasal dari tumbuhan dan hewan, seperti sayur, buah, daging-dagingan, tahu, dan tempe.
- Mengganti camilan/ makanan ringan buatan pabrik dengan yang alami. Seperti kacang rebus, kedelai rebus, ubi bakar/ panggang, pisang rebus dll.
- Mengganti menu karbohidrat dengan sawut, tiwul, gatot ataukah gethuk.
- Adanya sayur menjadi menu wajib harian.
- Adanya buah dalam menu harian.
Ikut Komunitas yang Sefrekuensi
Semangat diet itu bisa naik ataukah turun. Saat naik, bisa memiliki semangat baja. Namun, saat turun, godaan makan, malas olahraga ataukah cheating itu sangat besar. Memiliki teman membuat saya menjadi lebih konsisten dalam menjalaninya.
Pun kalau perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, saya tidak terlalu stres. Selain karena tahu penyebabnya juga ada yang selalu menyemangati. Sehingga selalu on track. Faktor lain perlunya komunitas juga untuk mengupgrade kebutuhan keilmuan. Semakin kita tahu dan paham pentingnya diet, kalori, kebutuhan makronutrisi dan mikronutrisi, kita juga semakin mengenal tubuh.
Salah satu komunitas yang bisa dijadikan referensi beranilangsingkuy. Di sana, selain dilatih menguatkan fisik juga bisa menguatkan secara psikologis. Misalnya ketika ada yang mencibir, energi positif yang sudah tertanam dalam komunitas mampu menghalau semua gangguan negatif itu.
Itulah yang coba selalu terapkan hingga sekarang. Walau berat badan masih jauh dari ideal, banyak sekali manfaat yang sekarang saya rasakan. Saya jarang sakit, pikiran lebih terjaga dan tenang, badan juga enak diajak berkompromi dengan kesibukan harian. Pun makanan yang ada di rumah lebih terkendali, jarang ada makanan sisa. Meal plan membuat keuangan lebih mudah dikontrol. Dan masih banyak hal hal positif yang saya rasakan.
Yuk, bergerak! Yuk berubah! Diet bukanlah halangan. Diet itu tantangan yang seharusnya membuat semangat hidup kita jadi lebih berwarna.
Sudahkah Sobat memulai habbit baru ini? Kalau sudah yuk saling sharing di kolom komentar. Kalau belum, coba pikirkanlah dan segera tentukan langkahmu demi menjadi lebih sehat!
Sumber bacaan:
- Buku Bukan Buku Diet oleh Alvin Hartanto
- Buku I Hate Diet oleh yulia Baltschun