Pendidikan Seks yang Tepat Sejak Dini

Mengapa perlu diberikan pendidikan seks sejak dini?


Fitrah kita ya sebagai manusia jika tidak tahu akan suatu hal maka muncul keingintahuan berlebih. Begitu juga dengan Si Kecil. Hal ini normal dan akan memuncak saat mereka remaja. Nah jika Si Kecil salah mendapat informasi maka hal yang tidak diharapkan dapat terjadi. Bukankah rekam jejak dan memori Si Kecil sangat tajam? Jadi sejak dini Si Kecil perlu dikenalkan mengenai seks terutama oleh orang terdekat, tentu saja keluarga inti (ayah dan ibu).


Apakah Si Kecil usia dua tahun perlu diberikan pendidikan seks?


Sebelumnya ini yang dialami Si Kecilku, memasuki usia dua tahun, ada banyak kejutan. Belakangan ini ia sering bermain dengan alat kelaminnya. Biasanya saat aku mengganti celana kalau ia pipis, saat mandi ataupun mau tidur. Kadang ia juga tersenyum sendiri. Jika dialihkan ia akan kembali melakukannya dilain waktu.




Normalkah?


Kalau melihat kejadian seperti itu, tentu saja perlu. Saat usia ini mereka sangat senang mengeksplorasi segala sesuatu yang ada dalam diri ataupun di luar dirinya. Nah sempat ada kekhawatiran yang menggelayuti hati karena itulah aku lebih banyak belajar mengenai pendidikan seks pada Si Kecil. Dari sinilah aku tahu pentingya mengenalkan pendidikan seks dasar. Yang sederhana saja, tidak perlu mendetail.


Silahkan disimak pencerahan berikut! Secara umum Si Kecil ternyata mengalami fase seksualitas, antara lain:


Fase

Umur (tahun)

Perilaku

Oral

0-2

Nikmat saat menghisap putting susu ibu.

Anus

2-4

Merasa nikmat saat mengeluarkan feses dari anus

Phallic

4-7

Mulai memegang alat kelamin, bisa juga di umur sebelumnya.

Genital

8-12

Mulai tertarik pada lawan jenis.

Kalau anak dalam rentang usia dua tahun bisa dibayangkan apa yang menjadi batas erkembangan seksualitasnya. Walau kadang berbeda pada setiap anak. Standart yang terjadi pasti tidak jauh berbeda dalam rentang umur pertumbuhannya.


Kita ke pembahasan lebih dalam. Sebagai seorang ibu kita dituntut untuk menjadi seorang pembelajar, pendidik dan pemimpin. Memang tidak mudah dan berat tapi semua dapat dilalui asalkan kita juga tak menyerah untuk terus berkembang. Termasuk dalam pendidikan seks seperti ini.


Berikut pendidikan seks yang harus diberikan pada Si Kecil


Usia (tahun)

Pembahasan yang harus tuntas

1-5

·         Mengenali identitas diri (laki-laki atau perempuan).

·         Mengenalkan anggota tubuh secara detail. Menggunakan istilah ilmiah lebih aman, selain itu untuk merangsang pertumbuhan otak kanan yang lebih rasional.

·         Misal: alat kelamin laki-laki bukan burung tapi penis, alat kelamin perempuan adalah vagina.

·         Selain itu memberitahu makna dan batas akan aurat serta siapa yang diperbolehkan untuk melihatnya ataupun tidak.

5-10

·         Jawab pertanyaan Si Kecil secara benar.

·         Menggunakan istilah ilmiah.

·         Mengajarkan merawat dan membersihkan organ intim.

10-12

·         Mengenalkan tentang perubahan tubuh, haid, ataupun mimpi basah.

·         Menjelaskan secara ilmiah mengenai proses kehamilan dan persalinan sederhana. Bisa dengan menggunakan percobaan.

Bagaimana cara memberikan pendidikan seks pada Si Kecil?


Ø  Hal pertama yang kulakukan adalah menenangkan diri, menjaga emosi (marah, kecewa ataupun panik). Aku yakin sikap kita akan mempengaruhi kondisi Si Kecil (berdasarkan pengalaman ya!).


Ø  Tarik nafas panjang dan tenang. Usahakan duduk di dekat Si Kecil atau bisa juga dipangku. tetap ungkapkan apa yang kita rasakan, “Ibu kaget mas bilang seperti itu…”


Ø  Cek pemahaman!


Untuk Si Kecil usia dua tahun dia mudah meniru apa yang ada di sekitarnya. Biasanya kalau Si Kecilku sewaktu pulang bermain pasti membawa “oleh-oleh”, kalau bagus Alahmdulillah kalau tidak harus bersabar memeberitahu.


Pernah suatu waktu ia pulang dengan mengatakan ‘ntil’ dan itupun dikatakan berulang ulang (ternyata maksudnya pentil). Ditanya dari mana masih belum bisa memberi jawaban. Setelah menjadi detektif sehari baru kutahu kata itu didapat dari Si Kecil-Si Kecil SD yang biasanya bermain dengannya.


Akupun segera menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah payudara, itu untuk minum air susu sewaktu masih bayi. Karena sudah besar jadinya sudah tidak minum dari putting tapi dari gelas. Akupun mengulang kata ‘payudara’ sewaktu Si Kecilku mengatakan ‘ntil’.


Ø  Buat kesepakatan


Kadang kalau Si Kecilku mengatakan hal yang tidak biasanya dan ia menunjuk bagian dari tubuh ada sesuatu yang ingin ia katakan. Walau tak paham aku berusaha untuk mengiyakan. Kadang kualihkan perhatiannya. Tidak jarang pertanyaan ataupun celotehannya hanya angin lalu. Tapi dilain waktu kalaupun ia bermain kadang kukatakan mengenai bagian tubuhnya dengan singkat. Sering pula saat ia mandi kuajak ia untuk belajar anggota tubuhnya, “Ayo kita bersihkan penis mas yang biasanya untuk pipis, anus untuk (eek) buang air besar, dan seterusnya.” Kalaupun belum bisa, malamnya belajar dulu mengenai istilah ilmiah untuk mengajarkan anggota tubuh tubuh yang benar pada Si Kecil. 


Ø  Menjelaskan dengan rumus KISS (Keep It Short and Simple). Hindari menggunakan kata yang berbelit-belit. Jadi kalau Si Kecil bertanya ini? (menunjuk pada alat vital). Gunakan jawaban yang tepat. Penis untuk pipis/ vagina untuk pipis.


Ø  Jawab dengan singkat kurang dari 15 kata.Jawaban harus sesuai umur. kalaupun Si Kecil 2 tahun bertanya, jawaban singkat cukup dilakukan karena ia belum bisa memaknainya juga.

Kalau yang dilakukan Si Kecil berulang-ulang, misal memegang alat kelamin?


Ø  Mengalihkan perhatian Si Kecil pada aktivitas lain.


Ø  Jika berulang, beri penjelasan pada Si Kecil, “Mas laki-laki itu, namanya penis. untuk pipis. kalau dibuat mainan nanti bisa lecet dan terluka. Pasti sakit dan perlu diobati.”


Ø  Bekerjasama dengan ayah untuk memberikan contoh pada Si Kecil. Hal ini terutama berkaitan dengan toilet trainingnya (kalau Si Kecilku kebetulan laki-laki).


PENTING!


Lakukan dengan konsisten!


  • Sebagai orang tua kita perlu menahan diri untuk tidak mengunduh foto/ video Si Kecil saat mandi/ dalam keadaan tidak berpakaian ke jejaring social.


  • Beri pengertian pada Si Kecil bahwa penis/ vagina, dada, perut kaki (sesuai batas aurat) tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain karena merupakan hal yang tidak pantas dan untuk menjaga budaya malu.


  • Ajari pula jika ada orang yang ingin memegang alat kelaminnya harus memberitahu kita. Kalau perlu berteriak sekencang-kencangnya. Tekankan siapa yang bisa melihat jika ibunya tidak ada, misal saat disekolah guru boleh melihat karena membantu pipis/ buang air besar. Begitu juga saat sakit dokter bisa melihat jika diperlukan karena untuk melakukan pemeriksaan. Hal ini sangat penting untuk menjaga Si Kecil agar terhindar dari pelecahan seksual.


Selamat menikmati momen baru bersama si kecil.



Salam saying dari keluarga D.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *