Hari Senin Hakim tidak masuk sekolah. Bukan karena sakit ataukah malas. Alasan utamanya karena tidur. Hal ini tidak berlangsung sekali. Sudah seringkali hal ini terjadi tatkala ada pergantian semester ataukah ketika ada jeda panjang kemudian masuk masa sekolah.
Saat libur, Hakim seringkali terjaga di malam hari. Lebih tepatnya hingga pukul 03.00. kadang Subuh masih terjaga. Kemudian tidur setelah Subuh, menjelang matahari terbit. Di siang hari kegiatan Hakim lebih sering di rumah. Apalagi jam belajar Hakim berbeda dengan teman di sekitar. Sekolah Hakim berbeda, pun dengan kesibukan dan hari aktif. Jadilah di siang hari biasanya sepi.
Saat liburan ke luar pun sama. Di rumah nenek yang di Magetan, tidak ada anak sebaya. Kesibukannya hanya di rumah bersama saya. Karena itulah biasanya ia bermain sendiri. Berbeda kalau ada kegiatan yang menurutnya menyenangkan, seperti berenang. Ia akan bangun dan berkegiatan di luar. Malamnya, selain di depan komputer biasanya ia bermain sendiri dengan kereta ataukah lego sampai pagi.
Pergantian kebiasaan ini membutuhkan adaptasi lebih, Baik dari Hakim ataukah dari kami sebagai orang tuanya. Biasanya waktu yang diperlukan seminggu hingga dua minggu. Dimulai dari sounding jauh-jauh hari.
Jam Tidur Hakim
Sejak bayi, Hakim mengalami masalah saat tidur. Dulu, saya berpikir seperti itulah bayi. Menjelang tengah malam pasti bangun. Belum lagi kalau rewel ataukah minta gendong. Bisa sampai menjelang Subuh kami secara bergantian menjaga dan mencoba untuk membuatnya tidur. Dari mulai mertua hingga Mbah Buyut selalu menemani dan secara bergantian menggendongnya hingga terlelap kembali.
Saat sudah beranjak usia, kebiasaan Hakim tak berubah. Semuanya mulai tertata saat ia memasuki PAUD. Di mana pagi hari (sekitar pukul 8) memang sudah harus bangun untuk masuk kelas. Di masa itu, Hakim juga masih sering tidur di kelas. Kadang sebentar, tak jarang pula dari pagi hingga menjelang pulang baru terjaga.
Saat mulai sekolah, Hakim sudah mulai tidur di awal waktu, kurang dari pukul 21.00. Tanpa diganggu ataukah dibangunkan. Sayangnya, seperti secara alami, ia akan bangun menjelang tengah malam. Bila saya meminta atau mengajak tidur, ia masih tetap terjaga. Saya sudah mengupayakan untuk mematikan lampu, komputer, atau hp. Ia juga dikeloni. Sayangnya, ketika saya sudah terlelap, ia masih on fire bermain di samping tempat tidur. Saya bangun pukul 03.00, ia justru minta makan karena lapar. Akibatnya, tetap saja pagi masih mengantuk.
Berbeda jika Hakim tidur sekitar jam 23.00-24.00, ia bisa tidur hingga pagi. Perlu adanya hentakan seperti ditarik tangan ataukah dipeluk dulu. Bila tidak, bangun pagi dalam mood yang buruk. Walau ketika dibangunkan masih mengantuk, setelahnya ia mampu bertahan.
Jam tidur Hakim saat terkendali seperti kebanyakan anak seusianya. Setelah azan Duhur, biasanya ia tertidur hingga Ashar. Ia bangun, mandi kemudian pergi ngaji ataukah bermain. Berbeda jika malam tidur, maka dari pagi hingga Duhur bisa dipastikan terlelap.
Eksprerimen Hakim di Malam Hari
Saya sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik sekaligus menemani Hakim. Karena saat itu, kami memang hanya tinggal bertiga bersama Hanna. Namun, karena kesibukan dan aktivitas, saya seringkali tidur lebih awal. Segala tingkah polahnya tak diketahui. Saya tahu ketika bangun keesokan hari.
Suara, selama ini Hakim bermasalah dalam mengendalikan suara yang keluar dari mulut. Dalam kondisi senang, ia bisa berteriak kegirangan. Dalam kondisi sedih menangis meraung-raung. Bila dalam kondisi biasa, daya dengarnya lebih tinggi dari yang lain. Volume yang ia anggap kecil, nyatanya sudah membuat orang lain merasa terganggu.
Beda kalau orang lain yang mengeluarkan suara. Ia sensitif pada nada tinggi. Pun untuk suara dari video misalnya, ia mudah terganggu jika ada suara lain yang masuk dalam pendengaran tapi bukan yang ingin ia dengarkan.
Hal ini pula, yang membuat saya tidak enak. Karena terlalu ekspresif dan sering terjaga di malam hari. Hakim sering membuat keributan di malam hari. Sering pula, tingkah polah terdengar hingga ke tetangga. Seperti hentakan keras saat menutup pintu, menjatuhkan barang, kadang bunyi piring atau gelas. Itu semua mengganggu orang istirahat.
Di saat yang lain terlelap, Hakim malah bereksperimen sesuai dengan keinginan dan daya imajinasinya. Seperti membuat kereta monster dari mainan kereta dan plastisin, belum lagi reka adegan kecelakaan yang membutuhkan banyak mainan seperti mobil-mobilan, rel, aneka kendaraan dan mainan lain. Semuanya disebar begitu saja di sembarang tempat.
Bungkus makanan dan minuan seringkali ditemukan di tempat tak terduga. Di antara tumpukan baju bersih, celah lemari, di sudut kasur dan berbagai tempat tak terduga lainnya. Belum lagi serpihan makanan yang jatuh dan ceceran teh atau susu di lantai.
Kalau malam, ia kadang mengambil makanan sendiri, rice cooker tidak ditutup. Kulkas dalam keadaan terbuka. Lauk berupa ayam krispi di meja makan hanya bersisa ayam dan tulang. Itu pun tidak pada tempatnya. Naget digoreng dengan minyak dingin. Milo pun sama, dibuat dengan air dingin. Pernah pula milo dituang dalam teko yang terisi penuh air putih.
Itu masih bisa ditoleransi, yang lebih mencengangkan lagi, ia pipis di bak mandi, kadang mengumpulkan pipis di botol/ gelas/ toples plus yakult dan teh. Kemudian disimpan di kulkas atau diletakkan di sembarang tempat yang pernah pula tumpah dan menyebarkan aroma busuk ke seisi rumah.
Dari sisi saya, yang sulit ditoleransi itu tatkala Hakim bermain dengan alat kerja. Baik milik saya atau suami. Keybord computer atau laptop tidak pada tempatnya. Speaker putus kabel. Peralatan seperti gerinda, obeng, lem tembak, solasi, double tape dan prentilan lain yang sebenarnya berbahaya digunakan untuk membuat sesuatu, seperti robot-robotan dari mur dan baut.
Seringkali saya bertanya tentang apa yang dilakukan di malam hari. Ataukah mengapa ia melakukan ini dan itu. Jawabannya tetap sama. “Hakim sulit memejamkan mata. Otak menyuruh Hakim untuk melakukan sesuatu agar tenaga Hakim habis.“
Cara yang Direkomendasikan oleh Ahli
Gangguan pola tidur ini dirasa mengganggu Ketika Hakim mulai sekolah. Dokter menyarankan untuk memberikan lebih banyak kegiatan di siang hari. Bisa di dalam ataukah di luar rumah.
Sayangnya, saat itu covid melanda. Gerak menjadi terbatas. Aktivitas pun lebih banyak di rumah. Hakim menjadi kurang gerak dan terbiasa dengan screen time. Hal ini pun memperpanjang masa tidur Hakim di siang hari. Kalau sekarang ada kesepakatan, jam malam maksimal pukul 24.00. semua harus sudah tidur. Tidak ada yang boleh terjaga.
Dulu, untuk mengatasi hal ini orang tua saya ataukah mertua selalu mengajak Hakim bercanda atau bercerita di pagi hingga siang hari. Agar malam hari cepat tidur. Yah, walau kadang berhasil. Cara itu lebih banyak gagalnya.
Saat berpindah dari satu dokter ke dokter lain, saran yang didapat pun beragam. Satu hal yang bisa ditarik kesimpulannya. Kegiatan yang direkomendasikan harus menarik dan merangsang otak Hakim agar bergerak. Salah satu hal dimulai dari mainan yang disukai. Mengajak bermain lego dan kereta bisa menjadi pilihan.
Pun hal yang perlu diperhatikan mengenai asupan makannya. Harus dilatih lebih seimbang. Tidak hanya karbohidrat. Kebutuhan buah dan sayur dalam memenuhi kebutuhan serat perlu untuk memperlancar proses pencernaan.
Pola makan Hakim bisa dibaca di sini.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pembatasan penggunaan susu. Dalam keseharian, susu menjadi favorit Hakim. Tiada hari tanpa susu. Baik susu buatan sendiri (dancow/ morinaga) ataukah susu kotak. Setelah konsultasi, saya membatasi 2 kotak sehari. Sempat sulit di masa awal, tetapi seiring berjalannya waktu Hakim mulai beradaptasi. Memang ketangguhan dan keteguhan orang tua diuji saat itu. Bagaimana tidak? Ia bisa tantrum kalau permintaan susu tidak dipenuhi. Butuh negosiasi yang panjang untuk mengatasi.
Kalau Sobat, adakah saran untuk membuat anak cepat tidur?