Di mata seorang Hakim, tidak ada makanan sehat, adanya makanan kesukaan. Makanan sehat setidaknya mengandung karbohidrat, protein, serat ataukah mineral yang dibutuhkan tubuh. Lebih dikenal 4 sehat 5 sempurna yang sekarang diganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Kalau dalam keseharian yang kami makan di keluarga, semuanya dimulai dari mengatur isi piring. Setiaknya ada nasi, lauk (ikan/ ayam/ telur/ tahu atau tempe), sayur dilengkapi buah.
Sayangnya, dari komponen itu, Hakim anti terhadap buah dan sayur. Sama sekali tidak masuk. Bisa muntah walau hanya melihat. Untuk lauk, kadang bisa masuk jika dalam bentuk lele goreng/ bakar. Telur pun digoreng seperti pelengkap nasi kuning, yang harus didadar dan dipotong memanjang. Untuk lauk lain tak masuk juga.
Lalu apa yang menjadi makanan kesukaan Hakim? Makanan kering. Di mana hanya nasi dan lauk kering seperti kriuk dari ayam krispi, naget ataukah telur dadar tadi. Sebagai selingan, Indomie menjadi favorit. Selain itu? Lebih baik kelaparan dan hanya minum teh.
Dalam masalah pemenuhan kebutuhan cairan, air putih masih menjadi tantangan untuk bisa diminum setiap hari. Menurut Hakim air putih itu tidak enak. Ia hanya akan minum saat sakit ataukah benar-benar dipaksa. Itu pun harus keluar dari kulkas, dalam kondisi dingin.
Kondisi Kesehatan Hakim
Dalam hal ini saya membicarakan dari apa yang ditampilkan dan terlihat. Bukan dari hasil pemeriksaan secara medis. Secara menyeluruh, Hakim terlihat gembul dari anak sebaya. Di usia 8 tahun berat badan sudah mencapai 40 kg. Dalam hitungan BMI itu sudah masuk obesitas, di mana anak seusia itu seharusnya di antara rentang 18,77 – 31,34 kg.
Tentang sakit, Hakim jarang sekali. Dari lahir hingga usia 2 tahun sakitnya bisa dikatakan karena imunisai. Sebab lain karena flu Singapura. Setelahnya hanya bapil. Bila diperhatikan, saat Hakim berat badannya melonjak tajam dan daya makan meningkat, di saat itulah saya aware kalau ia akan sakit. Biasanya bisa berlangsung lama, paling lama dua minggu.
Sebab lain yang sampai sekarang belum teratasi, Hakim tak mau minum obat saat sakit. Kalau dipaksa akan muntah. Perut kosong atau terisi akan keluar lagi. Belum lagi tenaganya saat menolak. Obat dalam bentuk sirup atau puyer sulit masuk. Ia biasanya lebih memilih sakit daripada harus minum obat.
Dalam keseharian, Hakim kurang beraktivitas fisik. Diajak jalan-jalan tak mau. Sering mengeluh dan malas. Berbeda kalau sepedahan dengan teman-temannya. Ia bisa melakukannya dalam waktu lama.
Perihal makan, Hakim bisa makan 3x dalam sehari. Jarang sarapan. Namun, menjelang jam 11/ 12 sudah belingsatan minta makan. Sore makan sekali. Pun dengan malam hari. Ketiganya dilengkapi dengan es teh ataukah es milo.
Dalam jajan, Hakim tidak pernah menyukai makanan/ camilan yang ber-MSG. minuman berasa pun tak mau. Gorengan apalagi. Biasanya, camilan kesukaan lebih dominan berasa coklat. Pun kalau seperti sosis itu masih mau.
Makanan dan Minuman Kesukaan Hakim
Nasi dan kriuk
Seakan tak terpisahkan, nasi ya tahunya dengan kriuk. Bila beli ayam krispi hanya bagian luar yang dimakan. Daging enggan dan justru dimuntahkan kalau kemakan secara tak sengaja.
Hakim makan sampai bosan. Sekali mau dengan kriuk ya itu terus setiap hari, 3x makan 3x kriuk. Tak mau tergantikan dengan yang lain.
Kriuk pun tak sembarangan, maunya hanya kriuk di ayam. Kalau tahu, tempe ataukah semacam peyek dan kerupuk tidak masuk dalam kandidat pasangan nasi. Kalaupun mau, semua itu dijadikan camilan.
Naget
Di awal waktu, naget masuk dalam camilan. Digado istilahnya. Namun, seiring berjalannya waktu ia mau makan nasi dengan naget. Porsi lebih banyak naget. Itu pun harus dengan merk tertentu, Charm. Kalau diganti, ia mampu merasakan. Bentuk naget pun mempengaruhi selera makann. Varian stik dan alfabet masih menjadi favorit.
Makanan berbahan dasar tepung
Donat, brownies, dan martabak menjadi favorit Hakim selanjutnya. Donat dan martabak dilahap saat dalam keadaan hangat. Hanya sekali makan. Bila tersisa untuk esok hari, sudah tak disentuh lagi. Berbeda dengan brownies, ia lebih suka dalam keadaan dingin. Beberapa hari tak masalah. Asalkan masih bagus dan utuh bentuknya, masih bisa dikonsumsi.
Susu
Susu cokelat menjadi kesukaan Hakim. Rasa setrowberi menjadi varian pengganti. Itu pun kadang-kadang. Jika rasa lain tak mau. Dulu, saya selalu membelikan sekardus susu sebagai bagian dari bekal. Namun, Hakim tak terkontrol saat tahu ada susu banyak di rumah. Ia bisa minum sebanyak yang dimau.
Indomie
Hakim pertama kali makan Indomie saat di rumah neneknya. Sejak saat itu ia mulai minta mi sebagai selingan nasi. Awal waktu hanya seminggu sekali, semakin lama meningkat konsumsinya. Bahkan tiada hari tanpa Indomie. Semua mulai bisa dikendalikan saat ia sakit tenggorokan, gondong disertai amandel. Mulai pemakaian bumbu hingga konsumsi mie kembli ke setelan awal, sekali seminggu.
Membatasi VS Melarang Makanan Kesukaan
Anak ADHD diharuskan menjalani diet untuk membantu proses terapinya. Diet ini bertujuan untuk membantu otak agar bekerja lebih baik. Selain itu, diet yang tepat dapat mengurangi gejala, seperti kegelisahan atau kurangnya fokus. Menurut dr. Dian Kesumapramudya Nurputra, MSc, PhD, Sp.A makanan yang baik dapat membantu perkembangan obat yang memiliki dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sejak mengetahui makanan kesukaan Hakim termasuk dalam list yang harus dibatasi, saya mencoba untuk mengatur asupannya. Walau belum sempurna setidaknya sekarang Hakim sudah bisa diajak diskusi. Lupa ya diingatkan lagi. Walau hasilnya masih sering gagal.
So pernahkah mendengar diet anak ADHD?