Membuka Kado eh ‘Pintu Hati’ Dalam Pernikahan

Suatu pernikahan menjadi lebih baik jika suami dan istri memahami jika mereka berada pada posisi yang sama untuk mengharap Ridho-Nya.❤☺



Pernikahan merupakan moment yang paling dinanti oleh kebanyakan manusia (laki-laki atau pun wanita), dimana dalam pernikahan tidak hanya mengikat dua orang insan, tapi juga keluarga dan janji dengan Allah. Pernikahan bukan hanya bagian sejarah seseorang atau prosesi sakral sesaat tapi ia lebih mengarah pada proses perjuangan hidup.


Istilah mudah menikah sulit mempertahankannya, bukan isapan jempol belaka. Konflik dan ego salah satu penyebab keretakan yang nyata. Namun, semua itu dapat terlewati jika dasar pernikahan bisa tegak dan tiangnya kokoh melalui masing-masing pasangan. Bagaimana caranya? Keduanya mengetahui hak pasangan atas dirinya dan menunaikannnya sesempurna mungkin. Intinya, kehidupan pernikahan harus berlandaskan hubungan timbal balik suami-istri.


Memaknai pentingnya pernikahan dapat terlihat dari anjuran Rasulullah SAW kepada sahabat untuk menyegerakan sunnahnya jika sudah mampu, Dari Aisyah r.a: Rasulullah SAW SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku!”(HR. Ibnu Majah).


Bahkan lebih tandas lagi  Rasulullah SAW SAW. mengingatkan: “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah.” (HR. Bukhari).


 Segala sesuatu yang sudah diteladankan dan dianjurkan nabi pasti memiliki berbagai macam manfaat. Salah satunya dapat dilihat dari hadist, “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya.” (HR. Bukhori-Muslim)


Nah, sekarang bagaimana suami-istri menjalankan dan memelihara perannya? Dalam Al-quran, Allah Ta’ala berfirman: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya.” (Al-Baqarah:228).


Jadi, sebaik-baiknya laki-laki adalah orang yang kebaikannya kepada istrinya paling besar dan manfaatnya paling merata dalam keluarga, karena ia bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaga mereka. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW SAW, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling berlaku baik kepada istrinya. Dan aku adalah orang yang paling berlaku baik diantara kalian kepada istriku.”


Juga diriwayatkan dari beliau:

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling berlaku baik kepada istrinya.” (Kedua hadits di atas diriwayatkan at-Tirmidzi.)


Berkaca dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa pernikahan itu merupakan hubungan yang suci, rumit dan kompleks dimana di dalamnya terdapat ladang amal yang sangat besar. Bahkan dari sebuah pernikahan melahirkan hubungan kekerabatan antar manusia. Lelaki dengan wanita yang semula asing menjadi suami istri, dua keluarga yang tidak dekat merapat menjadi besan. Hubungan saudara yang semula hanya berdasar karena keimannya kini meningkat menjadi hubungan ipar. Bahkan orang asing dalam kehidupan kita dapat menjadi saudara tatkala kita berkomitmen dalam hubungan pernikahan.


Oleh karena itu, demi langgengnya pernikahan, kita harus berupaya menjaga hubungan yang mulai terkait. Maka diperlukan persiapan ‘penting’ untuk menjalani pernikahan, antara lain:

   Kesiapan diri menerima dengan ikhlas keadaan calon pasangannya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.
  Kesiapan untuk menerima keadaan keluarganya terutama kedua orang tuanya dengan apa adanya.


Karena harus disadari, suka atau tidak ketika kita menikahi pasangan kita, itu artinya kita membawa serta semua keluarganya untuk masuk dalam kehidupan kita. Disinilah pentingnya memahami ketika menikah ternyata proses adaptasi bukan hanya dilakukan terhadap pasangan tapi juga kepada ibu, ayah dan saudara-saudaranya.


Salam sayang dari keluarga D.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *