Mengatasi DEMAM Tanpa Khawatir

Akhir-akhir ini kekhawatiran menghiasi hari-hariku sebagai seorang ibu. Sudah dua kali dalam dua minggu anakku mengalami demam. Malam yang diiringi kerewelan, kadang disertai tangis menghiasi rumahku. Belum lagi keadaan membaik, akupun mengalami hal sama. Tetapi untunglah bukan penyakit serius, hanya flu biasa. Walaupun keadaan mulai membaik akupun tak ketinggalan untuk lebih mengetahui tentang demam. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi kepanikan dan memperbaiki penanganan yang kuberikan.
Jadi demam itu apa?

Demam bukanlah suatu penyakit. Demam merupakan pertanda baik kalau sistem imun anak kita telah bekerja untuk memerangi penyakit. Dimana virus, bakteri dan kuman tidak mampu berkembang baik di suhu yang tinggi. Demam hanyalah sebagai gejala akibat adanya proses dalam tubuh. Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi sedang melawan infeksi ataukah sedang mengalami peradangan.
Saat demam merupakan reaksi yang ditimbulkan tubuh, bisa saja sistem imun sedang menghadapi infeksi. Demam menjadi petunjuk yang mengarah ke diagnosis penyakit jika disertai dengan petunjuk lain. Demam yang disertai batuk pilek menunjukkan adanya Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA). Demam yang disertai diare dan muntah menunjukkan adanya infeksi diselaruhan cerna. Demam disertai kejang dan penurunan kesadaran adanya infeksi di saluran saraf.
Terkadang demam tidak disertai gejala apapun. Hanya saja anak menjadi rewel, lemah dan nafsu makan berkurang.  Setelah beberapa hari muncul ruam kemerahan dikulit yang menyimpulkan adanya infeksi akibat virus. Bila anak demam dan menjadi semakin lemah, disertai ataupun tidak dengan adanya bintik merah perlu dicurigai Demam Berdarah Dengue (DBD).
Bagaimana kita bisa mengetahui kalau anak kita demam?

Dengan meraba dimana tubuh mengalami mpeningkatan suhu (ini tidak terlalu efektif). Yang lebih efektif adalah dengan melakukan pemeriksaan sederhana dengan thermometer. Tempat yang paling akurat adalah anus, jika mengalami kesulitan dalam memeriksa dapat meletakkannya di ketiak. Atau juga bisa dengan thermometer yang lain dimana sekarang jenis thermometer semakin canggih dan banyak. Ada termometer  arteri temporalis (dahi) dan ataupun gendang telinga. Dari semua jenis thermometer menunjukkan hasil yang sama, jika >38 derajat Celsius berarti sudah demam.
Cara mengatasi demam



Dalam mengatasi demam anak, sebagai orang tua kita perlu tahu penanganan pertama, antara lain:
  1. Observasi demam anak, jika anak masih nyaman dan mampu beraktivitas tidak perlu memberikan obat penurun panas. Demam akan turun dengan sendirinya. Tapi jika anak menunjukkan ketidaknyamanan ataupun rewel maka obat penurun panas dapat diberikan.
  2. Mengkompres anak dengan air suhu normal/ air biasa. Bukan air es atau air panas. Dapat dilakukan di ketiak, lipatan paha ataupun dahi. Bila anak tidak mau dapat dengan kompres instan yang beraneka macam merknya. Jika tidak mau juga sesekali membersihkan anak dengan wash lap.
Kalau anak mandi?

Kalau aku bergantung situasi. Kalau panasnya tinggi dan anak rewel maka hanya perlu di lap. Kalau anak tidak terpengaruh maka anak tetap kumandikan. Bagaimanapun kebersihan tetap harus diutamakan ya?
  1. Menjaga suhu ruangan dengan memberikan ventilasi yang cukup. Jika dalam cuaca pancaroba/ panas dan berangin sebaiknya pintu diberi tirai sehingga angin yang masuk tidak terlalu berdebu.
  2. Memakaikan pakaian yang nyaman, adem, pendek dan tipis untuk memudahkan panas keluar dari tubuh.
  3. Menjaga asupan cairan ataupun makanan. Cairan dapat berupa apapun, air putih, susu, sari buah ataupun teh. Berikan dalam jumlah sedikit tapi sering untuk menghindari adanya reaksi muntah.
  4. Membatasi anak untuk beraktivitas yang terlalu melelahkan, misal berlari atau melompat.
  5. Jika harus memberikan obat, maka pastikan kita tahu akan obat beserta dosisnya.
  Obat penurun panas yang cukup aman untuk anak-anak, paracetamol (asetaminofen) ataupun ibuprofen dengan berbagai merk dagang.

    Ibuprofen hanya boleh diberikan kepada anak yang berusia > 6 bulan.  Ibu profen dapat memberikan efek samping muntah, sehingga dihindarkan pada anak yang mengalami gangguan pencernaan.

    Obat penurun panas diberikan untuk memberikan rasa nyaman pada anak bukan untuk segera menurunkan suhu tubuh. Sehingga, tatkala anak yang demam tidur, jangan dipaksa dibangunkan hanya untuk minum obat.

      Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak, karena member efek mual, muntah, perdarahan saluran cerna dan yang lebih parah syndrome reye (kondisi serius yang dapat menyebabkan pembengkakan pada hati ataupun otak).

     Memilih jenis obat disesuaikan dengan kondisi anak. Anak yang sulit minum obat dapat diberikan, tetes (dro), syrup ataupun puyer. Jika masih sulit dan kita bisa melakukan maka pengobatan lewat dubur dapat dicoba.

Cara sederhana mengetahui dosis obat pada anak:
  1. obat penurun panas yang paling aman paracetamol dengan dosis 10-15 mg/ kg berat badan setiap kali diberikan.
Kasus
Dian mempunyai berat badan 8 kg maka dosis paracetamol yang perlu diberikan sekitaran ( BB x dosis = 8 x 10/ 15) = 80 -120 mg/ kg berat badan tiap kali diberikan
  1. Perhatikan sediaan dan konsentrasi obat
Sediaan paracetamol cairan ada 2, yaitu
       Paracetamol tetes (drop), konsenttrasi 80 mg/ 0,8 ml setara dengan 100 mg/ ml.
       Paracetamol sirup, konsentrasi 160 mg/5 ml atau setara dengan 32 mg/ ml.
Nah jika Dian membutuhkan 80-120 mg/ kg bb maka ia memerlukan 0,8 – 1,2 mg paracetamol tetes atau 3 ml paracetamol sirup sekitar 96 mg (masuk kisaran 80-120 mg).



PENTING!
ANAK HARUS DIBAWA KE DOKTER/ PELAYANAN KESEHATAN.
Ø  Anak tampak sakit berat, sulit dibangunkan dan tidak dapat berinteraksi dengan orang disekitarnya
Ø  Terdapat gejala selain demam, kejang, muntah berulang, diare, ruam di kulit, sakit telinga/ telinga kemerahan, sakit tenggorokan dan sakit kepala.
Ø  Mengalami kejang disertai penurunan kesadaran/ kejang yang tidak berhenti selama 15 menit.
Ø  Demam mencapai 40 derajat celcius dan cenderung naik terus.
Ø  Demam menetap lebih dari 72 jam/ 3 hari
Ø  Anak ada riwayat penyakit serius, antara lain: kanker, lupus, dll

Serpihan info



Benarkah tumbuh gigi bisa menyebabkan demam?

Kondisi tumbuh gigi pada anak-anak memang sering disertai dengan peningkatan suhu tubuh, rewel, produksi liur berlebih, susah makan bahkan diare. Namun dalam penelitian yang dipublikasikan tahun 2011 tidak ada hubungan tumbuh gigi dengan demam. Kondisi tumbuh gigi bisa saja bersamaan dengan demam. Tetapi demam yang terjadi perlu dicari lebih jauh penyebabnya. Nah, jika memang diperlukan, pemberian obat penurun pana dapat dilakukan.
Sekian hal yang saya dapat bagikan, selain berdasarkan pengalaman semua ini juga bersumber dari bukunya ‘ Orang Tua Cermat Anak Sehat’ karya dr. Arifianto SpA. Terimakasih semua, salam sayang dari keluarga D.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *