Menikmati Praktik Rawat Diri, Potluck dan Mencari Buddy

Membangun Kebiasaan Praktik Rawat Diri, Pancarkan Pesona Cantik Alami

Oleh Itsnita Husnufardani, S. Psi di Keluarga Perawatan Diri

Hajatan Keluarga

Bonus zoom yang dilakukan ahli di keluarga setelah lebih dari 5 anggotanya berani melakukan go live. Dari beberapa tema yang ditawarkan cantik dari inside dan out menjadi pilihan bersama.

Perbedaan Self Love dan Self Care: Self care itu bagian dari self love, 4 elemen dari self love:

  1. Self awarness– regulasi diri/ kesadaran diri
  2. Self eksteem
  3. Harga diri
  4. Self care
  5. Tiga Lingkar Kendali – LoC

Maksud dari LoC (Circle of Control) dalam psikologi, merujuk pada hal-hal yang dapat dikendalikan oleh seseorang di lingkungannya. Sejauh mana kita memiliki kendali atas hasil dalam hidup ini, meliputi: pikiran, emosi, dan perilaku kita.

  • Faktor Pemicu Ketidakwarasan (Eskternal & Internal)

Aspek fisik:

  1. Faktor hormon: Lapar
  2. Sensitivitas sensori: Mengantuk
  3. Lingkungan: kelelahan/  sakit

Mengenali pemicu ketidakwarasan diri dari aspek fisik sangat membantu untuk mengenali kebutuhan dan meramu toolkit selfcare apa yang bisa membantu kita merasa lebih baik. Dari pendekatan psikologi positif kita bisa meraba seberapa penting diri ini dalam mengendalikan situasi yang ada:

Genetik: 50 %

Lingkungan 10%

Personal 40 %

Dari ketiga hal tersebut, personal diri memiliki presentasi besar. Namun, pada kenyataannya sedikit orang yang menyadari itu semua. Seringkali aspek lingkungan atau faktor luar menjadi pengendali dan standart mengenai kebahagiaan seseorang. Seperti diakui, dipuji, diperhatikan dll. Padahal nih, kalau kita selalu mengikuti arus pikiran orang lain, tidak akan ada puasnya. Satu dengan yang lain memiliki standart berbeda. Untuk itulah kita perlu berlatih memantapkan diri dan mengendalikan diri sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita.

Kita bisa bahagia dengan menikmati kehidupan sendiri, tiada pembanding. Yang ada hanya Allah sebagai tempat bersandar sekaligus penerima syukur kita atas apa yang terjadi. So, merawat diri sendiri kuncinya terkoneksi dengan diri feel fulfilment.

Aspek personal

  1. Self Awarness– regulasi diri
  2. Personality (introvert, ambient, ekstrovert, dll)
  3. Stressor-coping-triger
  4. Psychology Issue (inner child, trauma pengasuhan, dll)
    1. Manajemen Stress
    1. Tujuan Self care
    1. Kontinuum Kesehatan Mental
    1. Tiga Keterampilan Dasar
    1. Membangun Habit baik sebagai Obat – Lifestyle

Me trime: bukan satu-satunya strategi tunggal. Karena:

  • Tergantung kepribadian
  • Kesepakatan pihak lain (Suami/ anak-anak)
  • Tergantung kondisi kebutuhan/ lingkungan

Mengapa self care duluan?

  • Manajemen energi (ambil kekuatan) dan emosi
  • Manajemen kebahagiaan
  • Manajemen harapan
  • Menjaga keseimbangan hidup (fitrah based)

Kuasai basic skill self care: midfullness, deep sleep, nutrisi sehingga dapat meramu toolkit ala aku. Dimulai dengan menerapkan habit positif. Tentunya ini menjadi cikal bakal untuk meramu obat terbaik. Mulai dari 1 habit yang dilakukan konsisten akan terbiasa dan terlatih. Mulai lakukan secara konsisten selama 2 pekan, naik 1 bulan, naik lagi dua bulan ikat habit satu dengan habit kedua.

Hadiah Potluck

Dalam hal ini setiap ulat (mahasiswa Buncek 5) memberikan hadiah berupa ilmu yang dipelajari untuk diberikan kepada teman yang dipilih. Pemilihan pun cukup unik, dipilih berdasarkan keinginan dan kebutuhan dari teman baru selama sepekan sebelumnya. Alhamdulillah, kali ini saya mendapat beberapa potluck yang sayang kalau terlewat.

Mbak Siti Mutoharoh (IP Semarang)-Regu 10

Ada beberapa tips untuk melakukan perawatan diri di rumah. Dimulai dengan niatan, coba istiqomahkan, biar jadi habit. Ternyata, ini ngefek banget.

1. Rutin mandi subuh (dulu saya mager mandi pagi, mandi tuh kalau mau pergi atau berangkat kerja aja, setelah rajin mandi pagi, ternyata lebih enak, jadi lebih semangat untuk beraktivitas, tidak ergoda untuk tidur lagi setelah subuh.)

2. Jogging minimal 30menit

Saya rutinkan jogging juga setiap pagi. kaya ada yang kurang kalau gak jogging.  Setelah rutin jogging, badan lebih sehat tentu saja, berat badan terkontrol dan moodbooster banget.

3. Menikmati alam (saya lagi suka hiking, banyak hal dan pengalaman yang saya dapat selama pendakian)

4. Self love dengan me time, perawatan ke klinik sesekali, rutin ke dokter gigi dsb.

5. Mulai rajin skincare-an, usia makin bertambah, kerutan wajah, flek juga mulai bermunculan. harus tetap cantik, bukan untuk orang lain, tapi apresiasi diri dalam menjaga keindahan yang sudah Allah berikan.

Mbak Ita dari Keluarga Manajemen Waktu

Meal Plan dan Food Preparation Bagi Pemula  di Rumah Oleh Okiria Uswatun Khasanah dari IP Kal Sel

Dwi, Regu 4 IP Jakarta keluarga memasak healthy cooking.

Aliran Rasa Mencari Buddy

Hal menarik dari pekan ini, salah satunya pemilihan Buddy. Buddy adalah soulmate kita yang nantinya diharapkan dapat menemani perjalanan kita hingga lulus di Bunda Cekatan. Buddy diharapkan sebagai teman perjalanan yang klik dan mampu memahami serta memotivasi kita. Untuk itulah, pemilihan buddy ini sebagai sesuatu yang penting dan krusial.

Berbeda dari perkuliahan sebelumnya, kali ini kami harus melamar (mencari) buddy sendiri. Resiko ditolak tentu saja ada. Patah satu tumbuh seribu. Inilah menariknya. Tidak semua lamaran dapat diterima, terkadang ada yang sudah dilamar oleh orang lain, ada yang mengidamkan punya buddy lain, ada juga yang masih bingung menentukan buddy-nya. Jadi, kalau ditolak ya tidak boleh baper, lamar teman yang lain lagi. Ada 12 regu yang sejatinya dapat dijelajah untuk mencari buddy.

Beruntung, sejak adanya pengumuman mencari buddy aku sudah terbayang satu nama. Hanna Kharisma. Seakan sudah mendapat firasat dialah jodohku (ho ho lebay). Ingatanku langsung terpaku pada videonya, percakapan kami sebelumnya dan juga curhatan serta guyonan yang tiada henti. Eh, belum genap aku mengumpulkan potongan-potongan kebersamaan kami, aku sudah dilamar. Siapa? Dia tentunya, Hanna Kharisma. Tanpa babibu, langsung oke deh.

Setelah menerima Mbak Hanna, ada beberapa lamaran yang datang. Lebih dari dua, waw ada rasa puas dan sombong juga. Beginikah rasanya menolak orang lain? Sebelumnya aku tipe yang tidak tegaan. Namun, karena aturan wajib satu buddy, mau tidak mau aku harus memaksakan diri untuk menguatkan niat dan menolak dengan sopan dan rasional.  

Teman Berbagi Potluck

Dalam hal ini aku memilih Mbak Dwi Restini dari regu 4 IP Jakarta keluarga memasak healthy cooking. Setelah sharing dari mesengger, Mbak Dwi tertarik dengan healthy life dan merasa perlu menambah berat badan, untuk itulah aku memberinya buku Bukan Buku Diet karya Alvin Hartanto.

Mbak Yuanita Desti dari Regu Asoka (5) IP Depok keluarga komunikasi. Sebagai sesama pejuang LDM seakan merasakan bagaimana beratnya perjuangan seorang diri bersama anak di tanah rantau. Buku La Tahzan menjadi penyemangat serta penghubung kami untuk selalu kuat dalam menjalani kehidupan.

Mbak Tuffah Attamimi dari regu Hanami (11) keluarga Manajemen Emosi, juga sebagai perempuan yang sibuk menghabiskan waktu di ranah publik. Kegiatannya di bank menyita waktu dan perhatian. Bahkan, untuk live fb pun terasa berat. yah, untuk dapat lebih menikmati hidup buku Filosofi Teras layaknya dapat memberinya ruang untuk memberinya alternatif dalam mencari kebahagiaan.

Related Posts

3 thoughts on “Menikmati Praktik Rawat Diri, Potluck dan Mencari Buddy

  1. Thank yyou for somme other wonderfyl article.
    Thhe place elsee mayy judt anybofy get that kknd oof information in sucdh a perfecdt meyhod of writing?
    I’ve a presentation next week, annd I’m oon tthe
    search foor sych info.

  2. I really liike what yyou guys tehd too bbe up too. This
    kkind off clerver wwork andd reporting! Keepp upp tthe superb works guys I’ve added yoou guuys tto my personal blogroll.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *