Mertua di Ikatan Cinta, Siapa Idamanmu?

Ikatan cinta menjadi sineton pemersatu sejuta umat dan seakan menjadi tontonan wajib di rumah. Mulai dari remaja hingga orang dewasa selalu setia untuk melihat dan mengikuti perkembangan konflik yang ada. Pun dengan nama tokoh pastilah sudah hafal. Selain nama Aladin dan Andin, ada segudang nama yang patut untuk dikenal. Di antaranya, nama mama-mama keren di sana, Mama Sarah, Mama Rossa, dan Mama Karina.

Sebagai seoang ibu dan juga mertua, mereka memiliki peran dan karakter sendiri yang kadang membuat penonton menjadi larut. Ada yang sampai menangis, kesel, ataupun kecewa. Namun, kebahagiaan dan tawa menjadi jeda yang terkadang membuat kita lega dan ketagihan untuk melihat lagi. Termasuk saya, inilah kali pertama saya jatuh cinta dengan tokoh emak-emak (Haha … nanti diprotes penggemar keluarga Pondok Pelita.)

 Berkaca dari apa yang mereka lakukan dalam sinetron, pernahkah kita bermimpi memiliki keluarga seperti mereka? Pun kalau kita merencanakan berkeluaga, mertua seperti apa yang kita idamkan?

Mama Rossa

Pertama kali melihat ikatan cinta, saya langsung terpikat dengan gaya Mama Rossa, selain elegan ia juga mempelihatkan attitude yang berkelas. Sebagai ibu dari sultan Pondok Pelita, ia juga memperlihatkan sikap yang ramah dan mau bergaul dengan orang sekelilingnya, dari pengasuh, pengurus rumah tangga, hingga satpam. Semuanya dihormati. Bahkan ketika ada teman yang mengalami kesulitan karena kekasih anaknya tak sederajat, ia mampu memberi saran yang terkesan tak menggurui dan bijak.

Sebagai ibu, Mama Rosa terlihat sangat menyayangi anaknya. Namun, inilah yang terkadang menjadi boomerang bagi seorang ibu yang memiliki anak lebih dari satu, yaitu membagi kasih sayang. Walau di awal terkesan pilih kasih dengan Roy, ia akhirnya mau mengambil kesempatan untuk dekat dengan Aldebaran. Dalam hal ini memang perlu diapresiasi, proses seorang mama yang mau memahami dan mendengarkan keluh kesah anak dibalik traumanya karena pernah kehilangan anak.

Bagaimana perannya sebagai mertua? Dari awal sejak ia memiliki menantu, perlakuan yang ia berikan lebih sesuai antara ibu kandung dengan anak. Mengayomi dan juga penuh kasih. Pun ketika ada masalah, ia tidak mau memperpanjang masalah. Lebih memilih diam dan berkutat dengan pikirannya sendiri. Inilah salah satu kelemahan pemikir yang membuat mereka kehilangan kepercayaan diri dan juga melemahkan mentalnya.

Kalau sikap kepada cucu, jangan dipertanyakan! Walau terlihat sayang ia bisa membeikan ruang sang cucu dengan keluarganya sendiri. Pun kalau memanjakan, ia masih memiliki batas tanpa melupakan pendidikan moralnya.

Mama Sarah

Mama Sarah seringkali diibaratkan sebagai ibu yang salah mendidik anak, bagaimana tidak? Segala permasalahan yang tejadi di Ikatan Cinta merupakan ulah sang anak, entah secara langsung atau tidak. Walau demikian kita perlu menggali dari sisi yang lain.

Sebagai istri, Mama Sarah sangat menghormati suaminya. Walau sudah diduakan, ia masih mau melanjutkan rumah tangganya. Sebagai seorang perempuan sebenarnya saya juga merasa kasihan sekaligus marah kalau betemu dengan Mama Sarah. Di satu sisi, ada perasaan marah dan bersalah, karena anak semata wayangnya harus membagi kasih sayang seorang ayah dengan anak dari perempuan lain. Sedangkan sisi yang lain, karena kebaikannya ini, tanpa sadar ia sudah dimanipulasi sang anak.

Kalau sebagai seorang mertua, Mama Sarah terlalu mencampuri urusan keluarga sang anak. Walau tak sepenuhnya, ia masih takut melepas sang anak untuk belajar mempertanggungjawabkan keluarganya sendiri. Dari sinilah kemandirian sang anak terlihat sangat minim dan seringkali bergantung kepada ibunya. Kadang, kalau keterlaluan, sebagai istri dan juga ibu, saya juga capek. Entah kalau orang seperti Mama Sarah ini ada, bagaimana ia bisa menikmati hari tuanya?

Sayang sekali, kalau dengan cucu Mama Sarah masih mengesampingkannya. Berbagai alasan yang memberatkan sang anak justu membuatnya terlihat jauh dengan cucu dan juga calon cucu. Inilah yang seringkali terjadi, walau terkesan membantu kehidupan anak, kadang ada masa lupa kalau masih ada hati yang harus dijaga, yaitu hati anak kecil. Seorang cucu yang membutuhkan kasih sayang dari orang tedekatnya, termasuk kakek dan neneknya.

Mama Karina

Peran yang lebih dikenal sebagai Mama Kuyang ini memang memiliki karakter unik. Ganas di luar, tetapi jinak di dalam. Inilah yang seringkali membuat orang salah paham. Memang dari karakternya terlihat keras dan ceplas-ceplos, nyatanya mereka tidak menakutkan apalagi menekam orang lain. Sifat inilah yang seringkali dimanfaat orang lain untuk membuat kerusuhan.

Dalam berurusan dengan menantu “kesayangan” tidak bisa obyektif dan justru terkesan membela sampai titik darah penghabisan. Anggapannya, apa yang dilakukan anggota keluarga semuanya benar, di luar itu salah. Bagaimanapun nama keluarga menjadi suatu kebanggaan, apalagi kalau memiliki menantu yang terpandang juga.

Dalam memperlakukan anak kecil, mertua seperti ini terlihat sangat sayang dan juga memanjakan. Inilah yang membuat cucu menjadi lemah. Sikap memanjakan yang berlebihan justru akan melemahkan mental mereka ke depannya.

Apa keputusan kalian?

Nah, karakter dari tokoh metua tersebut memang ada di kehidupan nyata. Kalau bedasarkan idaman tentu saja siapa sih yang tidak ingin memiliki mertua seperti Mama Rossa. Namun, dunia tidak sekecil itu Fergusso! Ada banyak karakter yang hidup di dunia ini. Entah karakter mana yang akan menjadi jodoh kita!

Ingat, Pasangan itu bukan untuk mencari kesempurnaan, tetapi untuk saling melengkapi.

(Ikatan CInta)

Ketika kita telah mempersiapkan diri untuk menikah, segala rintangan akan lebih mudah terlalui. Karena itu semuanya perlu dibicarakan sejak awal. Termasuk mengenai mertua. Tidak peduli bagaimana mertua kita di masa depan. Sesuai idaman ataukah tidak! Biarkan orang di luar mengeluh tentang mertuanya. Sedangkan kita? Yuk, menikmati Ikatan Cinta sembari refleksi diri!

Bantul, 15 Juni 2021

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *