Pengalaman Menjadi Mentee Mbak Tika di Bunda Cekatan

Proses mentoring kepenulisan terlaksana. Ternyata tidak semudah atau sesulit yang dibayangkan. Mudah karena tinggal video call (vc), ternyata jadwal kadang bentrok. Sulit, dilihat dari sisi konten isi yang dibicarakan. Alhamdulillah semua prasangka terlewati, semuanya bisa mengalir begitu saja. Apalagi saat mendapat mentor atau mentee yang sefrekuensi. Pembicaraan yang semula direncanakan pendek bisa berubah Panjang. Untuk itulah perlu adanya kesepakatan di awal agar semuanya dapat berjalan lebih terarah.

Sosok Mbak Tika

Sebagai mentee, saya berusaha mencari mentor yang sefrekuensi. Pun adanya ketertarikan dalam dunia kepenulisan terutama nonfiksi membuat saya lebih yakin padanya.

Mbak Tika, itulah panggilan yang terlintas dalam pikiran. Orangnya ramah dan tanggap. Di awal pertemuan, kami berbicara ala kadarnya. Hanya sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Kenalan singkat dan bertanya sesuai kebutuhan, tentang ngeblog.

Mbak Tika memanfaatkan blogging sebagai sarana untuk tetap bisa eksis dan bebas menulis. Aliran rasa menjadi salah satu tema andalan yang berjalan hingga sekarang. Senang rasanya dapat membaca dan melihat blog yang ditulisnya. Saya tambah kagum saat kami bisa bicara lebh dalam, ternyata penngalamannya dalam dunia kepenulisan sudah jauh dari kata mumpuni.

Kepenulisan dan blogging memiliki fokus berbeda. Kepenulisan lebih luas. Bisa menulis buku, artikel ataukah yang berhubungan dengan fiksi seperti novel/ cerpen. Pada dasarnya, semua hal itu saling terkait. Tata bahasa menjadi dasar utama. Pengalaman sebagai pemanis dan riset sebagai pendukung tulisan. Di antara berbagai tulisan yang ada, saya lebih memilih untuk menyampaikan artikel sederhana bertema keluarga.

video call bersama mentor (Mbak Tika)

Salah satu hal yang menjadi bahan diskusi kami berhubungan dengan pencarian sumber yang relevan dengan artikel. Bagaimana membuat artikel lebih layak dan bisa dijadikan bahan rujukan untuk ke depannyaa. Walau artikel sederhana sumber tetap harus jelas dan terpercaya. Agar dapat menambah kredibilitas saya sebagai penulis.

Hal lain yang perlu saya gali sendiri tentang SEO (Search Engine Motivation). Inilah yang sampai sekarang juga masih menjadi PR agar artikel terbaik yang saya buat dapat terindeks google. Diharapkan hal ini dapat memperluas jangkauan artikel itu.

Check in Relationship

Kali ini, dalam proses mentoring, fokus utama yang ingin digali mengenai hubungan mentor dan mentee secara personal. Hubungan yang terjalin tidak hanya berupa interaksi sesaat. Untuk itulah diperlukan emosi positif didalamnya. Emosi ini sebagai perwujudan respons dan penghargaan kita pada interaksi yang sedang berlangsung.

Dalam proses interaksi, mentoring kami terasa menyenangkan dan hidup. Untuk lebih rincinya, saya tuliskan secara lebih detail:

Kenyamanan: Apakah sudah jujur dan terbuka? Sejak awal Mbak Tika sudah menjelaskan perihal kemampuan dan kapasitasnya. Walau belum bisa dikatakan 100% klik dengan dunia blogging. Namun, tetap bisa memuaskan dahaga saya akan artikel: baik pemilihan tema, cara kepenulisan dan juga sumber rujukan.

Sebagai mentor, Mbak Tika mampu membuka pembicaraan. Pembawaannya pun enak dan adem sehingga saya bisa merasa nyaman untuk bercerita. Kekaguman saya dimulai dari kesibukannya di ranah publik ternyata tak mampu membendung kreativitasnya dalam mengembangkan kemampuan menulisnya.

Pun dalam menentukan waktu vc, saya dan Mbak Tika aktif diskusi. Bila ada yang berhalangan saling memberitahu. Sehingga jadwal yang keluar memang berdasar kesepakatan.

Prioritas waktu: Apakah bisa menjadi prioritas bersama. Dalam hal ini kami membuat kesepakatan. Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai ketentuan dan komitmen. Pun untuk melakukan mentoring, sudah ada alokasi waktu yang diluangkan seminggu sekali, sekitar 15-30 menit.

Fokus: Saling bertanya dan terbuka apakah keduanya sudah memfokuskan diri pada proses mentoring. Alhamdulillah Mbak Tika fokus dalam memberikan masukan pada artikel yang saya tulis. Saran yang diberikan memang sesuai dengan kekurangan yang saya alami dan akui.

Indikator: Dalam hal ini kami membicarakan indikator di awal pertemuan. Alhamdulillah sampai saat ini masih sesuai. Indikator yang menjadi bahan diskusi seputar targetan untuk mengikuti lomba. Apakah masih relefan, sulit dilakukan ataukah sebaliknya.

Sebagai mentee, untuk targetan ikut lomba artikel masih perlu saya urus dan kembangkan lagi. Bulan November menjadi saksi 1 minggu 1 artikel. Semoga di bulan Desember bisa lebih konsisten dalam melakukannya.

Salam Sayang untuk Mbak Tika

Dalam mengevaluasi hubungan kami, ada beberapa poin penting yang bisa saya ambil hikmahnya.

  1. Mbak Tika lebih terorganisir dalam melakukan sesuatu. Hal ini terlihat dari awal sejak pemilihan mentor. Walau di awal sempat ada kesalah pahaman, ia tetap mau mengkonfirmasi sekaligus mengingatkan.
  2. Sebagai pendengar yang baik, ia mampu menampung cerita, keluh kesah dan progress saya selama mentoring.
  3. Lebih banyak mengeluarkan kata positif yang membuat saya sebagai mentee merasa sangat dihargai.

Hal yang kurang dalam mentoring ini sebenarnya berhubungan dengan waktu, kurang banyak.

Pengalaman menjadi mentor bersama Mbak Lini bisa dinikmati di sini!

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *