Rangkaian selebrasi BunCek Batch 5 telah usai. Puncaknya, tanggal 24 Januari 2025 pukul 19.30-21.00. Namun, euforia dan ungkapan emosional masih tersisa. Hal ini juga menandakan perjalanan kami sebagai kupu-kupu di Hutan Kupu-Kupu Cekatan telah sampai finish. Diawali dari telur, kami telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu cantik sesuai ketrampilan dan bidang yang ditekuni.
Mau tahu keseruan selebrasinya? Yuk, Simak ceritanya.
Selebrasi Regional
Selebrasi diawali dari regional. Apa yang kita dapatkan diharapkan dapat menjadi insight atau ilmu baru bagi yang lain. Dari diri sendiri dikembalikan ke lingkungan sekitar. Karena saya di wilayah Jogja, saya berbagi di Pendopo Nagari Yogyakarta.
Sharing session menjadi rangkaian proses selebrasi. Peri memberi rentang waktu dua minggu untuk sharing dan seminggu persiapan. Itu pun belum dihitung libur akhir tahun yang terbilang lama. Sekitar dua minggu.
Seminggu awal, kami menentukan jadwal untuk manggung. Setelahnya dibuat flyer sebagai penanda sekaligus media informasi bagi yang lain. Sharing dilakukan selama kurang lebih setengah jam. Dibantu seorang host, diskusi di wa grup ataukah IG berjalan sesuai rencana. Kupu-kupu cantik berjumlah 13 secara bergantian tampil dengan membawa keunikan masing-masing.
Dalam sesi itu, saya berbagi mengenai membuat artikel di blog. Sebagai pemula, saya kembali mendalami menulis di blog untuk berlatih sekaligus recall dari apa yang dilakukan sebelumnya. Alhamdulillah, setelah mengikuti buncek dan berbagai kegiatan tentang upgrade kemampuan menulis, saya kembali bisa menata dan menulis lagi di blog setidaknya satu tulisan per minggu.
Dari kupu-kupu lain, banyak ilmu yang bisa diambil dan diserap. Ada yang tentang desain rumah, mendidik anak, berlatih membaca al quran, manajemen emosi ataukah tentang dunia memasak. Semuanya menarik dan sayang kalau dilewatkan.
Kendala saat itu, ada miss komunikasi antara orang yang sharing (pemateri) dengan host. Pemateri memilih sendiri, sedangkan host sudah ditentukan. Saat penentuan ini, ada yang mengajukan keluhan. Tidak ada komunikasi atau istilahnya meminta izin untuk menjadi host. Padahal sebelumnya sudah diinfokan kalau pemilihan host itu sesuai urutan. Perihal komunikasi silakan dilakukan secara mandiri. Nyatanya, masih ada yang belum membaca info tersebut.
Hal lain yang menjadi kendala, saat pembuatan flyer. Sudah diberitahukan prosesnya. Alur untuk memberi saran ataukah mengkoreksi flyer. Saat itu tidak ada satu pun yang bersuara. Saat flyer sudah tersebar, ada yang protes perihal salah ejaan nama ataupun judul sharing yang dilakukan.
Nah, selama ini ke mana saja mereka? Apakah tidak membaca grup? Entahlah. Mungkin sebagai kupu-kupu baru, mereka sibuk terbang untuk menjelajah dunia luar. Sebagai ketua regu, kesabaran saat itu sedang diuji.
Alhamdulillahnya, setelah itu evaluasi dilakukan. Kami berusaha mencari solusi bersama. Saat sharing mulai berjalan, satu persatu kupu-kupu tampil. Host pun berperan sesuai instruksi, mengendalikan grup serta menyapa ataukah menyemarakkan grup.
Saya mengambil jadwal paling awal, 6 Januari 2024. Pertimbangannya, kalau di awal saya menjadi semacam kelinci percobaan di mana banyak orang yang memperhatikan. Salah atau benar bukan lagi hal penting. Yang penting cepat melakukan sharing dan kewajiban setidaknya berkurang. Tinggal mengikuti sesi sharing yang lain.
Persiapan Selebrasi Puncak
Dua minggu sebelum selebrasi, kepanitiaan dibentuk. Sebagai ketua regu,saya diberi kesempatan untuk memilih masuk dalam kepanitiaan. Tidak bisa ditolak, dong! Kesempatan emas. Saya pun memilih menjadi tim acara.
Kali pertama menyusun acara selebrasi ternyata sangat mendebarkan. Pengalaman baru. Harus memikirkan konsep acara, pengisi serta mengatur waktu. Semuanya harus dilakukan secara bersamaan.
Dari semua proses, pembuatan video memiliki tantangan tersendiri. Saya bukan pribadi yang percaya diri di depan kamera. Namun, sebagai salah satu kejutan untuk para peri, ketua regu berupaya memberi video. Mau tidak mau, sebagai salah seorang dari tim acara, saya harus berperan aktif di dalamnya. Layaknya magnet, kalau satu sudah bergerak, yang lain baru ikut bergerak.

Selebrasi Puncak Bunda Cekatan Batch 5
Berbeda dari hari sebelumnya, Hanna yang biasa tidur di awal justru telat tidur. Seperti tahu kalau saya akan ada acara, ia ikut terjaga. Sejak awal masuk zoom, saya pun berencana off kamera. Padahal mahkota bunga yang dipersiapkan sehari sebelumnya siap ditampilkan.
Rencana belum berjalan, saya kesulitan masuk zoom. Kendala berada di nama yang tertulis di zoom. Sebelumnya, suami meminjam laptop dan menggunakan zoom. Di saat itulah nama berganti. Namun, saya tidak tahu. Suami pun sulit dihubungi untuk meminta konfirmasi.
Hanna kembali rewel, saya harus rela mengikuti kegiatan selebrasi sembari rebahan. Yah, kelemahan saya kalau kepala sudah menyentuh bantal pasti rasa kantuk mudah melanda. Saat itulah, saya mencoba untuk membuka mata dan menahan kantuk sembari menemani Hanna hingga bener-bener terlelap.
Hal lain yang tak kalah menantang, bagaimana pengisi acara bisa mengikuti rangkaian kegiatan tanpa terkendala. Dari MC (Mbak Wince) terlihat sangat bersemangat sejak gladi. Satu per satu pengisi acara sudah masuk. Mulai dari rektor (Mbak Hamidah) dan dekan (Mbak Iqiq) Institut Ibu Profesional yang memberikan sambutan sekaligus salam perpisahan. Diikuti oleh perwakilan karegu yang memberikan pesan kesannya selama di buncek, suasana mulai mengharu biru.
Alam seperti ingin mengajak bercanda. Di belahan bumi lain, ada yang diterpa hujan lebat. Sinyal timbul tenggelam. Jadilah pengisi mahasiswi inspiratif harus berkurang. Yang awalnya tiga menjadi dua orang, Mbak Ai Lia dan Ai. Beruntung hal ini dapat mengurangi waktu live. Di mana sejak awal waktu live telat selama 10 menit.
Di tengah acara yang sekaligus menampilkan guest star, ada Bu Septi siap menanti. Alhamdulillah antusias peserta membludak. Banyak pertanyaan inspiratif nan penuh penasaran perihal konsep Buncek dari kaca mata Bu Septi sebagai pendiri Ibu Profesional.
Saya sendiri bertemu Bu Septi sekali dalam workshop A team di Jogja. Saat itu saya masih dalam keadaan hamil 5 bulan, sedangkan saat ini janin itu telah berkembang dan berusia 1,5 tahun. Sosok Bu Septi dari setiap ucapan terdengar elegan dan informatif. Semua yang disampaikan layaknya ilmu. Tiada yang sia-sia. Pun dari acara itu, Bu Septi juga menyampaikan sama seperti yang saya tangkap. Masih tetap berkharisma.
Intinya, sebagai ibu kita harus bisa memiliki satu keahlian untuk menunjang kehidupan. Satu ketrampilan bisa dikuasai, disambung dengan ketrampilan lain. Tidak ada yang boleh berhenti. Selama masih bisa bernafas, kita harus tetap uggrade diri. Jangan hanya berdiam diri dan pasrah akan keadaan yang sekarang dijalani. Pun kalau kita mengambil peran sebagai IRT. Jadilah IRT yang berkualitas.
Rangkaian acara belum usai, masih ada video lagi yang perlu ditampilkan. Salah satu video yang menjebol air mata saat ada testi yang keluar dari mulut anak-anak. Ya Allah rasanya terharu mendengar ungkapan sayang dan apresiasi dari mulut kecil mereka. Rasanya, perjuangan selama kurang lebih tujuh bulan ini sebanding dengan apa yang didapat.


Alhamdulillah bersama Buncek banyak hal yang bisa saya dapatkan. Kalau Sobat bagaimana? Sudahkah ikut Buncek? Atau tertarik ikut? Yuk, intip keseruannya di Institut Ibu Profesional.