Olahan Konflik
Kita dapat mengubah secara drastis cara seseorang memperlakukan kita dengan mengubah cara berinteraksi dengannya. Ketika seseorang memperlakukan kita dengan tidak baik biasanya itu karena dia tidak senang dengan dirinya sendiri. Solusi mudahnya, jika kita memberikan apa yang dia butuhkan secara emosional dia akan memperlakukan kita seakan-akan sebongkah emas murni.
Saran ya! Sobatku dapat mengolah konflik dengan memanfaatkan kelima bahan berikut:
1. Tunjukkan antusiasme yang sungguh-sungguh
Kekuatan anjuran ini sangat mengagumkan. Jika saat bersama, mertua terlihat berjalan sambil tersenyum lebar dan tulus, itu menandakan perasaannya nyaman bersama kita. Kita akan membuatnya merasa seperti mendapatkan hadiah undian. Pada gilirannya beliau akan menunjukkan penghargaan yang tinggi karena kita membuatnya merasa nyaman, gembira dan terhormat. Jika mertua merasa bahwa keberadaan kita disekitarnya hanya sebagai tugas, itu akan merusak harga dirinya dan ikatan yang sudah terjalin. Ketika berbicara dengannya jangan membaca, menonton TV atau membagi perhatian kesana-kemari.
2. Tunjukkan rasa hormat
Pernahkah seseorang yang kita kurang sukai meminta nasihat atau memuji kita?
Ketika ada seseorang yang kurang kita sukai rela datang dan meminta bantuan, sebaiknya kita menyesuaikan pendapat kita tentangnya dan menyimpulkan bahwa dia orang yang tidak terlalu buruk. Mungkin tanpa disadari ia menghargai pendapat kita. Hal ini berlaku pula terhadap hubungan menantu-mertua. Di saat kita mulai ‘diperhatikan’ di sana letak peluang kita untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang pada mertua. Ini dikenal sebagai kasih sayang timbal-balik. Kita cenderung mengagumi, menghormati dan menyukai seseorang yang memiliki perasaan yang sama terhadap kita.
3. Tunjukkan dukungan
Ketika ada orang yang berbuat salah katakan pada diri kita bahwa kesalahan adalah sesuatu yang dapat dilakukan setiap orang dan tidak seharusnya terlalu membebani diri. Jangan cepat mengkritisi atau menyalahkan. Dia hanya akan membela diri dan menantang. Tidak ada keuntungan atau imbalan yang kita dapatkan dengan menjadi pihak yang benar atau membuktikan bahwa kita lebih cerdas daripada beliau. Sebaliknya, akan ada imbalan besar jika kita menunjukkan kasih sayang dan dukungan, salah satunya berupa terjalinnya hubungan yang sangat baik.
4. Biarkan mertua tahu kita menghargainya
Tampaknya dalam semua jenis hubungan satu-satunya waktu kita mengatakan sesuatu yang baik dan jujur adalah ketika kita melakukan kesalahan. Missal dengan kata maaf setidaknya mampu membuat beliau berpuas diri. Berusahalah mengekspresikan diri. Bersikap proaktif dari waktu ke waktu. Sepatah kata yang manis punya makna yang tak terhingga besarnya.
5. Biarkan mertua memberi
Kita sering berpikir bahwa orang lain akan menyukai jika kita melakukan hal-hal yang baik untuk mereka, tetapi kenyataannya adalah bahwa seseorang akan lebih menyukai kita setelah dia melakukan sesuatu untuk kita. Ketika seseorang mengijinkan kita untuk memberi, ia merasa dirinya lebih baik karena memberi bisa menguatkan perasaan bahwa kita memegang kendali dan mandiri.
6. Latihlah ‘Beliau’
Seseorang akan memperlakukan kita sebagaimana kita melatihnya. Jika kita tidak memberitahunya bahwa perilaku tertentu tidak dapat diterima, beliau mungkin akan mengatakan dan melakukan semaunya. Jika kita tidak angkat bicara berarti telah memaafkan perilakunya. Jika beliau melakukan sesuatu yang tidak pantas dan menyakiti, kita harus memberitaunya. Tentu saja cara mengatakannya akan membuat perbedaan besar.
Catatan Hati
Tidak dapat dipungkiri harta dan kebutuhan dunia merupakan salah satu aspek penyebab konflik yang dominan, karena itu kita perlu sedikit membahasnya.
Siapakah yang tidak menyukai harta dan uang?
Harta bagaimana pun membawa kesejahteraan. Harta diperlukan dalam kehidupan ini. Memiliki harta sekali pun sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali. Karena harta dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan harta kita cukup tertolong untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Hal yang bisa dibantu dengan harta, misalnya:
– Biaya pendidikan
– Mengatur kebutuhan keluarga yang lebih baik
– Keperluan sandang dan pangan
– Bersenang-senang
– Bahkan harta membantu memenuhi di bidang ibadah, antara lain: keperluan pakaian bersih untuk ibadah dan menutup aurat, membangun masjid atau tempat ibadah lainnya, untuk zakat, infaq atau pun sedekah serta masih banyak manfaat lainnya.
Pada dasarnya harta memang perhiasan dan kesenangan, sebagaimana difirmankan Allah:
“Harta dan anak adalah perhiasan dunia.”
Nah, sebagaimana orang yang beriman kita harus mampu menyeimbangkan antara mencari kebahagiaan di dunia sekaligus akhirat. Bagaimana caranya? Kita harus memiliki bekal ilmu yang kuat, ilmu akhirat dan ilmu keduniaan. Ilmu akhirat adalah ilmu agama dan pengamalannya sedangkan ilmu dunia adalah segenap ikhtiar dan penerapannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa menghendaki dunia, maka capailah dengan ilmu. Dan barangsiapa mendambakan akhirat maka raihlah dengan ilmu. Dan barangsiapa memimpikan keduanya bisa meraihnya dengan ilmu pula.”
Harta bisa menghancurkan kita. Kecintaan terhadap harta dan dunia bisa menghancurkan kehidupan dan martabat bahkan menghancurkan rumah tangga dan hubungan kekerabatan.
Nah ada beberap tips yang bisa dilakukan jika dalam keluarga timbul konflik akibat adanya harta (terutama mengenai mertua dan menantu ya!):
1. Membangun ikatan
Salah satu yang bisa dilakukan menghabiskan waktu bersama di tempat yang menyenangkan dan netral tanpa membicarakan perkara harta. Misal: pemilihan tempat di tempat wisata. Jika masing-masing tidak memiliki waktu cobalah menghubungi melalui telepon, media sosial atau pun surat.
2. Melepaskan kendali
Tunjukkan rasa percaya kita dan biarkan beliau mengetahui kita menghormati atas keadilan, kebaikan, dan kejujurannya. Kalau seandainya bisa katakan, “Saya mempercayai Anda, dan menghormati segala keputusan yang diambil terlebih jika saya diperbolehkan memberikan usulan.”
3. Menunjukkan kepercayaan
Jangan membiarkan kegelisahan kita terlihat. Tetaplah hormati dan beri pujian. Bahkan jika perlu berilah beliau kepercayaan untuk bertanggung jawab pada acara/ momen penting, misal pembagian gaji suami, pemilihan rumah dan meminta saran untuk dekorasinya ataupun meminta nasehat mengenai pendidikan anak.
4. Mengubah pandangannya
Dalam permasalahan ini kita bertindak sebagai orang ketiga (memposisikan diri menjadi orang lain) ataukah mencari bantuan orang ketiga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan, tulislah semua fakta yang disetujui kedua belah pihak. Berikan daftar kesepakatan itu kepada sepuluh orang di luar tanpa ia mengetahui permasalahan yang terjadi. Ini merupakan salah satu cara pengadilan kecil-kecilan. Dengan demikian masing-maisng pihak dapat mengkoreksi diri sendiri dan menuju ke arah netral.